Rakernas Hikmahbudhi, Candra Aditya Soroti Upaya Penyempurnaan Candi Borobudur

Ketum Pimpinan Pusat (PP) Hikmahbudhi Candra Aditya Nugraha.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) diminta bisa jadi penghubung berbagai elemen perbedaan untuk membangun fondasi kokoh menuju Indonesia Emas 2045. Hikmahbudhi mesti jadi organisasi yang modern, religius serta intelek. 

Anindya Bakrie Sinergikan Kadin-HIPPI Demi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hikmahbudhi Candra Aditya Nugraha dalam Rakernas Hikmahbudhi ke-XIII di Aula Kampus STAB Negeri Sriwijaya, Tangerang Selatan (Tangsel). Rakernas Hikmahbudhi itu mengusung tema 'Transformasi Hikmahbudhi: Modern, Religius, Intelektual Menuju Indonesia Emas 2045'. 

Candra menyampaikan Rakernas jadi ajang penting bagi organisasi untuk merumuskan program kerja Hikmahbudhi selama dua tahun ke depan.  "Bahwa program-program yang dirancang dalam Rakernas akan berdampak besar pada komunitas Buddhis serta masyarakat luas," kata Candra, dalam keterangannya, Sabtu, 14 September 2024.

Diramaikan 10.500 Peserta, Bank Jateng Borobudur Marathon Usung Semangat Olahraga dan Promosi Budaya

Dia bilang, Hikmahbudhi saat ini sudah siap melakukan transformasi dengan coba menghadirkan organisasi yang lebih modern, religius, dan intelek. Dengan tujuan, Hikmahbudhi bisa jadi katalisator perubahan, menjembatani kesenjangan antara potensi dan realisasi. 

"Serta menghubungkan berbagai elemen perbedaan untuk bersama-sama membangun fondasi kokoh menuju Indonesia Emas 2045," jelas Candra.

Rapat Kerja Nasional, Pimpinan Kemenag Tegaskan Komitmen Lebih Melayani Umat

Pun, dia menjelaskan maksud dari tema yang diangkat dalam Rakernas. Menurut dia, Hikmahbudhi saat ini memang harus jadi organisasi yang modern, religius serta intelek. 

Dia menuturkan Hkmahbudhi yang modern adalah organisasi yang bisa menyesuaikan dengan perubahan dan penyadaran kesetrukturalan.

"Hari ini kebanyakan organisasi yang kita kenal, ada yang namanya sistem vertikal. Dengan semua wewenang serta kebijakan selalu pada tangan dari sang pemimpin. Sehingga mau tidak mau yang menjadi anggota, harus melaksanakan apa yang menjadi kewajiban," ujar Candra, 

Candi Borobudur tampak ramai dengan kehadiran Pemuda Buddhis

Photo :
  • Istimewa

Lebih lanjut, untuk modernisasi, ia menyebut akan berjalan dengan dinamis, dan berlaku dalam, sistem horizontal. Kata dia, Hikmahbudhi akan beri peluang kepada kader untuk menyampaikan pendapat mereka tentang aturan. 

Selain itu, ia menyebut kader juga berhak menyampaikan ide serta gagasannya serta turut berkontribusi dalam mencari cara untuk bisa menggapai tujuan yang telah terancang sebelumnya.

Sementara religius, ia menekankan Hikmahbudhi sebagai organisasi kemahasiswaan yang berbasis keagamaan. Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Buddha atau Buddha Dharma, harus jadi landasannya.

"Isu-isu yang terkini adalah terlalu panjang pembahasan mengenai Chatra sedangkan upaya penyempurnaan Candi Borobudur sebenarnya ada hal yang lebih penting daripada upaya pemasangan Chatra," kata dia. 

Kemudian, ia menyebut pihaknya dalam Rakernas akan membahas akses peribadatan umat Buddha di Candi Borobudur. Dia menyampaikan pihaknya ingin mendorong agar Borobudur jadi bagian nilai spiritual yang tidak dikomersilkan. 

"Yang ditujukan untuk umat Buddha, dengan contoh umat Buddha bisa gratis ke Borobudur untuk hal-hal peribadatan karena kita tahu Borobudur adalah sebuah simbol agama Buddha selain Candi Muara Jambi," lanjut Candra.

Selain itu, ia menambahkan Hikmahbudhi juga diharapkan fokus terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM). Harapannya SDM buddhis dapat meningkat dan bisa disalurkan ke semua lini pembangunan bangsa. 

"Tentunya hari ini Hikmahbudhi siap menyalurkan kader-kader terbaiknya untuk mengisi peluang peluang yang ada di BUMN, pemerintahan, politik dan sektor pengusaha," tuturnya.

Terkait intelektual, kata dia, Hikmahbudhi merupakan insan terpelajar atau kelompok mahasiswa. Dengan posisi itu, memiliki peran yang kompleks hingga digadang-gadang jadi kaum intelektual yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. 

Ia pun mendorong Hikmahbudhi bisa benar-benar berperan di masyarakat. "Artinya ketika seseorang menjadi mahasiswa dia harus memahami bahwa fungsi utama mahasiswa adalah untuk memperjuangkan ilmu dan perubahan ke arah yang lebih baik," tutur Candra.

Sementara, Ketua Organizing Committee Rakernas, Tyas Nurmaya Dewi menambahkan, terselenggaranya Rakernas tak bisa dilepaskan dari dukungan berbagai pihak. Ia menyebut seperti pengurus Cabang Hikmahbudhi Tangerang Selatan selaku tuan rumah, dan segenap jajaran Pimpinan Pusat Hikmahbudhi.

"Tentunya ini menjadi momentum kita semua untuk saling bahu-membahu, mengedepankan gagasan, ide yang kemudian kita rumuskan dan programkan, kemudian kita terapkan selama kepengurusan satu periode ini," jelasnya.

Adapun pembukaan rakernas kali ini dihadiri sekitar 500 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia itu. Rakernas dibuka Dr Li Edi Ramawijayaputra, yang mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha.

Selain itu, ada juga Y.M Bhikkhu Dhammasubho Matahera, serta tamu undangan komunitas Buddhis dan tokoh lintas agama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya