Alexander Marwata Sebut Korupsi di Indonesia Risikonya Rendah

Ilustrasi barang bukti kasus korupsi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengaku miris melihat adanya persepsi kepada tindakan koruptif yang beredar di kalangan masyarakat. Ia menyebut persepsi itu muncul bahwa orang dengan mudahnya kini melakukan korupsi tanpa takut dengan ancaman yang didapatkannya.

Laporan Ketidaknetralan ASN Potensi Meningkat pada Pilkada daripada Pemilu, Menurut Bawaslu

"Saya juga banyak menerima informasi dan mendengar cerita dari para penyelenggara negara pejabat-pejabat," ujar Alex Marwata kepada wartawan, Sabtu 14 September 2024.

Persepsi tersebut, kata Alex, justru memang masuk akal untuk saat ini. Sebab, masyarakat menilai hal itu melalui adanya indeks perilaku korupsi dan indeks sumber daya integritas untuk Indonesia yang kian menurun setiap tahunnya.

BKN Gantikan KASN Pelototi Pelanggaran ASN di Pilkada 2024

Alex menyebutkan bahwa orang dengan mudahnya melakukan korupsi karena di Indonesia risikonya dinilai lebih rendah. Sedangkan, untuk mendapatkan keuntungan besar sangat mudah.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata soal penetapan Firli Bahuri sebagai tersangka

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Alasan Bawaslu Belum Bisa Tindak Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada 2024

"Korupsi itu di Indonesia itu risikonya rendah. Berbeda dengan investasi yang high riks (risiko tinggi), korupsi itu risiko rendah, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar (kalau korupsi) tinggi,” ucap Alex.

Pemerintah dan penegak hukum juga disebut kesusahan untuk membuat korupsi di Indonesia sangat berisiko. Sistem pemberantasan maupun pencegahan rasuah di Indonesia belum seketat Singapura dan Hong Kong.

“Aparat ASN (aparatur sipil negara) di sana (Singapura dan Hong Kong) yang memungut minta sesuatu atau menerapkan pungli enggak ada yang menindak rendah. Begitu ada CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau atau otoritas pemberantasan korupsi Singapura) zero tolerance menindak,” kata dia.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Bahkan, Alex menjelaskan bahwa penegakan dalam kasus korupsi di Indonesia itu belum seketat di negara Singapura. Maka itu, Kepala Negara harus membuat gebrakan agar tindakan rasuah ditakuti ke depannya.

“Di Indoensia kita belum mendapatkan momentum seperti itu. Belum ada pimpinan negara yang berani men-declare zero tolerance terhadap korupsi. Dengan kekuasaan memerintahkan seluruh aparat untuk memerangi korupsi, kita belum pernah punya pimpinan seperti itu,” tutur Alex.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya