Sumbang Tanah untuk Bangunan Gereja Katolik di Solo, Raja PB IX Dapat Kalung Salib dari Vatikan
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
Solo, VIVA – Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) IX merupakan raja Keraton Kasunanan Surakarta yang berkuasa antara 1861 - 1893. Pada masa pemerintahannya itu, sang raja memberikan suri tauladan tentang makan toleransi beragama dengan memberikan tanah keraton untuk pembangunan gereja. Dengan sikapnya tersebut, pemerintah Vatikan memberikan penghargaan berupa medali kehormatan rosario kepada Sinuhun PB IX.
Salah satu pemerhati budaya dan sejarah Solo, KRMAP Nuky Mahendranata Adiningrat mengatakan sebuah foto yang menunjukkan Sinuhun PB IX menggunakan kalung salib karena sebagai cara untuk menghargai pemberian medali rosario dari pemerintah Vatikan. Mengapa sang raja bisa mendapatkan kalung tersebut, karena Sinuhun PB IX dianggap sebagai raja yang mengayomi semua umat beragama.
“Karena pada waktu itu Sinuhun memberikan tempat untuk umat Katolik bisa mempunyai tempat ibadah sendiri dan tanah sendiri di Negari Surakarta. Sinuhun Paku Buwono IX sendiri bangga juga nguwongke jadi kalung itu dipakai di beberapa kesempatan. Kalau persepsi orang sekarang kan beliau Katolik? Belum tentu karena memakai itu untuk menghargai (pemberian),” kata dia saat dihubungi VIVA, Kamis, 5 September 2024.
Pemerhati budaya dan sejarah Solo yang akrab disapa Kanjeng Nuky itu mengungkapkan awalnya umat Katolik di Negari Surakarta tidak memiliki gereja untuk melaksanakan ibadah sehingga mereka untuk beribadah itu bergabung dengan umat Kristen di gereja yang terletak di pojokan Gladag, Solo. Kemudian pada masa pemerintahan PB IX muncul keinginan untuk memberikan tempat agar memiliki gereja sendiri untuk umat Katolik.
“Maka diberikanlah tanah milik keraton yang dulu merupakan ndalem (rumah) dari putra Paku Buwono IV yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Purbaya yang letaknya sekarang di Gereja Purbayan itu. Itu dulunya Ndalem Purbaya kosong, untuk itu supaya bisa berguna diberikan oleh Paku Buwono IX untuk dipakai misi zending Katolik. KGPH Purbaya itu nantinya menjadi Sinuhun Paku Buwono VIII,” ujar dia.
Selanjutnya, Kanjeng Nuky membeberkan alasan Sinuhun PB IX memberikan tanah keraton untuk pendirian gereja lantaran sang raja Keraton Kasunanan Surakarta itu memiliki gelar sebagai Sayyidin Patagama. Panatagam sendiri mempunyai arti pemimpin tertinggi yang mengayomi semua agama yang ada di Negari Surakarta. Setelah selesai dibangun gereja itu diberi nama Gereja Santo Antonius Purbayan.
“Walaupun negaranya Islam tapi mengayomi semua agama yang ada di Surakarta. Nah, atas jasanya itu Vatikan kemudian mengetahui dan memberikan penghargaan medali rosario untuk Sinuhun Paku Buwono IX sebagai sikap yang meneladani atas kebaikannya memberikan tempat untuk umat Katolik bisa mempunyai ibadah sendiri dan tanah sendiri di Negari Surakarta,” jelasnya.
Pemberian penghargaan medali rosario itu disebuktan Kanjeng Nuky, dikirim langsung dari Vatikan. Setibanya di Solo, medali berupa kalung salib itu oleh pihak misi zending di Surakarta menyerahkannya langsung kepada Sinuhun PB IX. Gereja hadiah dari Sinuhun PB IX itu kini terletak di sebelah utara kompleks Balai Kota Solo.
“Jadi ada utusan dari Vatikan memberikan medali itu kepada sinuhun. Ada suratnya juga yang intinya berterima kasih karena Sinuhun Raja Surakarta sudah berbaik hati dan memberikan ruang untuk kami bisa berkembang dan beribadat. Jadi di situ ada nilai toleransi yang sangat tinggi juga,” kata dia.