September Hitam: Menolak Lupa 8 Tragedi Pelanggaran HAM yang Kelam di Bulan September

Aksi Kamisan Tolak Dwi Fungsi TNI
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta, VIVA – Bulan September menjadi saksi bisu dari sejumlah peristiwa kelam yang menorehkan luka mendalam dalam sejarah bangsa. Oleh karena itu, terdapat istilah “September Hitam”.

Bansos PKH Kini Juga Diberikan kepada Korban Pelanggaran HAM Berat, Segini Besarannya

Di bulan ini, berbagai tragedi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) telah terjadi, meninggalkan jejak duka dan trauma yang sulit terhapus dari ingatan kolektif masyarakat.

Dari pembantaian brutal hingga tindakan represif yang melanggar kemanusiaan, September sering kali menjadi pengingat pahit akan rentetan peristiwa yang memunculkan perjuangan untuk keadilan. Setidaknya ada delapan tragedi pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September, berikut rinciannya!

Yasonna Laoly Minta Natalius Pigai dan Yusril Duduk Bareng Bahas Pelanggaran HAM Berat

1. Munir Diracun di Udara - 7 September 2004

Peringatan 11 Tahun Kematian Munir

Photo :
  • ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Respons Keras Mahfud soal Yusril Bilang Tragedi 98 Bukan Pelanggaran HAM Berat

Pada 7 September 2004, Indonesia dikejutkan oleh kematian Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM yang dikenal lantang menyuarakan keadilan. Munir meninggal dunia dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam, dan hasil autopsi mengungkapkan bahwa ia diracun dengan arsenik.

Peristiwa ini menimbulkan kemarahan dan duka yang mendalam, bukan hanya karena kehilangan seorang pejuang HAM, tetapi juga karena dugaan keterlibatan aparat negara dalam pembunuhan ini.

2. Tragedi Tanjung Priok - 12 September 1984

Tragedi Tanjung Priok pada 12 September 1984 merupakan sebuah kerusuhan yang melanda Tanjung Priok, Jakarta Utara, menyebabkan banyak korban jiwa, luka-luka, serta kerusakan dan kebakaran pada sejumlah gedung.

Kerusuhan dimulai ketika sekelompok massa melakukan aksi demonstrasi, yang kemudian memicu bentrokan dengan aparat keamanan. Dalam insiden tersebut, setidaknya 9 orang tewas akibat kebakaran, sementara 24 orang lainnya tewas akibat tindakan aparat.

3. Penembakan Pendeta Yeremia - 19 September 2020

Rilis pers perkara penembakan Pdt Yeremia Zanambani dan kasus peredaran senjata

Photo :
  • VIVA/Aman Hasibuan

Pendeta Yeremia, seorang tokoh agama yang dikenal aktif dalam mendukung perdamaian dan keadilan, ditembak mati oleh sekelompok orang tak dikenal di distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada 19 September 2020.

Kejadian ini menimbulkan keguncangan dan kemarahan, serta menambah daftar panjang kekerasan yang melibatkan aparat dan kelompok bersenjata di Papua.

4. Reformasi Dikorupsi - 23-30 September 2019

Antara 23 hingga 30 September 2019, Indonesia mengalami serangkaian demonstrasi besar yang dikenal sebagai "Reformasi Dikorupsi." Para demonstran menuntut pembatalan revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan menolak pengesahan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) bermasalah.

Rangkaian aksi itu pun diwarnai kericuhan antara aparat dan peserta aksi. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut ada lima orang yang meninggal akibat aksi Reformasi Dikorupsi.

5. Tragedi Semanggi II - 24 September 1999

Peringatan 14 Tahun Tragedi Semanggi II

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Tragedi Semanggi II menjadi salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia, ketika aksi protes mahasiswa di kawasan Semanggi, Jakarta, pada 24 September 1999  berakhir dengan kekerasan yang tragis.

Dalam insiden ini, aparat keamanan melakukan tindakan represif terhadap para demonstran yang menggelar unjuk rasa menuntut reformasi politik dan keadilan.

6. Randi dan Yusuf Ditembak - 26 September 2019

Randi dan Yusuf, dua mahasiswa Papua, menjadi korban penembakan oleh aparat keamanan di Makassar, Sulawesi Selatan, dalam konteks protes yang berlangsung pada 26 September 2019.

Kedua mahasiswa tersebut terlibat dalam aksi demonstrasi yang menuntut hak-hak rakyat Papua dan menolak tindakan represif terhadap demonstran di wilayah mereka. Penembakan yang menewaskan Randi dan Yusuf menambah daftar panjang kekerasan yang menimpa aktivis dan mahasiswa di Indonesia. 

7. Pembunuhan Salim Kancil - 26 September 2015

Aksi solidaritas terhadap Salim Kancil

Photo :
  • D.A.Pitaloka/Malang

Pada 26 September 2015, Salim Kancil, seorang petani dan aktivis lingkungan asal Lumajang, Jawa Timur, dibunuh secara brutal oleh sekelompok orang yang diduga memiliki hubungan dengan kepentingan tambang pasir di daerahnya.

Salim Kancil dikenal karena perjuangannya melawan eksploitasi tambang yang merusak lingkungan dan mengancam kehidupan masyarakat lokal.

8. Pembantaian di Indonesia 1965-1966

Pembantaian di Indonesia yang terjadi antara 1965 dan 1966 merujuk pada peristiwa kekerasan massal terhadap individu yang dicurigai sebagai pendukung komunisme, terjadi setelah kegagalan kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September. Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa jumlah korban yang terbunuh dalam peristiwa ini mencapai setidaknya setengah juta orang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya