Belasan Warga Ternate Tewas Diterjang Banjir Bandang, DPR Dorong Pemerintah Segera Lakukan Ini

Tim SAR gabungan mengevakuasi korban tewas banjir bandang dan tanah longsor di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara.
Sumber :
  • ANTARA/Abdul Fatah

Jakarta, VIVA - Banjir bandang menerjang  permukiman penduduk di Kelurahan Rua, Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara yang menewaskan belasan warga. DPR melalui Komisi V pun menyoroti tragedi bencana tersebut.

Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Rumah Pak Subur di Purworejo

Anggota Komisi V DPR RI Irine Yusiana Roba Putri minta Pemerintah melakukan relokasi permukiman warga dari wilayah yang jadi lokasi banjir.

“Dukacita mendalam dan keprihatinan kami ucapkan atas bencana alam di Ternate, khususnya bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan,” kata Irine, dalam keterangannya, Rabu, 28 Agustus 2024. 

6 Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Akan Direlokasi, Ini Alasannya

Banjir bandang dan longsor melanda Kelurahan Rua, Ternate, pada Minggu dini hari. imbas bencana itu, dilaporkan 18 warga meninggal dunia dan satu orang masih dinyatakan hilang.

Irene mendorong pemerintah agar terus melakukan pencarian korban dengan maksimal. 
"Pencarian korban dan perbaikan akses perlu dilakukan dengan cepat. Semoga semua dapat diatasi dengan baik," tuturnya.

Hujan Deras, Rumah Warga di Sawangan Depok Ambles 10 Meter Tergerus Longsor

Anggota Komisi V DPR Irine Yusiana cek kondisi banjir bandang Ternate.

Photo :
  • Istimewa

Kemudkian, Irene juga sudah meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang di Ternate yang merupakan dapilnya, pada Selasa kemarin. Dia ditemani pihak Balai Wilayah Sungai (BWS), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemda untuk mengecek kondisi korban. 

Sebelum turun ke lokasi, Irene terlebih dahulu menggelar rapat dengan Pemerintah setempat untuk mengetahui data korban dan kebutuhannya.

“Pak Wali akan mengkoordinasi supaya gerak kita cepat agar masyarakat dapat dibantu dengan segera. Pada prinsipnya tujuan kita bersama di sini adalah membantu masyarakat,” ujar Irine.

Selain itu, Irine juga mendatangi tempat pengungsian warga yang jadi korban banjir. Dia juga mengecek fasilitas lokasi pengungsian dan ketersediaan logistik dan bantuan pangan dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Dia juga sudah berbincang dengan para korban untuk mengecek apa saja kebutuhan mereka.

Irine mendorong juga agar bantuan penyediaan rumah bagi korban yang rumahnya hancur karena banjir dan longsor bisa segera direalisasikan oleh Pemerintah.

“Penanganan saat ini maupun yang akan datang adalah supaya warga terdampak bisa mendapat bantuan rumah. Saya sudah bahas dengan teman-teman dari PUPR dan Pemkot agar secepatnya menangani warga terdampak,” jelas Irine.

Lebih lanjut, ia juga sudah melakukan relokasi permukiman warga. Dia bilang juga sudah membahas dengan BWS terkait relokasi permukiman penduduk pada area yang menjadi aliran banjir bandang.

“Agar area tersebut dinormalisasi, jadi permukinan warga direlokasi di tempat yang aman. Di lokasi dekat danau tidak lagi dijadikan permukiman penduduk supaya ke depan tidak ada kejadian semacam ini lagi,” ujarnya.

Adapun Pemkot Ternate sudah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor selama 14 hari, terhitung sejak 25 Agustus sampai dengan 7 September 2024 menyusul bencana alam tersebut. Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate secara geologi dan hidrometeorologi masuk ke dalam kawasan rawan bencana sebab berada di kawasan Gunung Api Gamalama.

Irine menambahkan dirinya siap mengawal untuk membantu berikan solusi dan bantuan secepat mungkin kepada warga yang terkena dampak bencana di Ternate. Dia bilang kerja sama stakeholder terkait dibutuhkan untuk memastikan masyarakat yang terdampak segera mendapat bantuan.

"Kita tangani dampak bencana ini sebaik-baiknya. Memang terlihat dari foto udara ini sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Sekarang yang harus dilakukan adalah menyelamatkan warga dulu. Intinya kita cari solusi terlebih dahulu,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya