Alasan DPR Dukung Produksi Insulin Lokal untuk Penderita Diabetes

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo
Sumber :
  • VIVA/Helsa Alvina

Jakarta, VIVA - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mendukung produksi insulin lokal pertama untuk penderita diabetes. Menurut dia, terobosan besar itu juga punya potensi untuk menekan ketergantungan Indonesia pada impor insulin.

Masa Reses DPR, Once Mekel Datangi Dapil Serap Aspirasi Soal KJP hingga Kartu Lansia

Rahmad bilang hal itu bagus dan perlu didukung oleh semua pihak.  "Keberhasilan ini tidak hanya menandai peningkatan kualitas produk kesehatan dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada obat-obatan impor, termasuk insulin," kata Rahmad, dalam keterangannya, dikutip pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Apalagi, lanjut dia, insulin berbahan baku lokal tersebut telah resmi masuk dalam formularium nasional atau fornas sehingga dapat ditanggung oleh jaminan kesehatan nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Dengan demikian, ia menaruh harapan bisa membantu meringankan beban masyarakat.

DPR Dukung Gagasan Presiden Prabowo Tambah Jam Olahraga di Sekolah

Dia menyebut produksi insulin itu sebagai langkah maju dan signifikan bagi industri kesehatan nasional. 

"Saya sangat mengapresiasi inovasi ini, yang menunjukkan bahwa kita mampu memproduksi obat-obatan berkualitas tinggi dengan bahan baku lokal sekaligus dapat meringankan beban masyarakat," jelas Rahmad.

DPR Minta Kapolda Jateng Usut Kasus Perbudakan Seksual Anak di Surakarta yang Terkatung-katung Sejak 2017

Ilustrasi suntik insulin/diabetes.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Selain itu, Rahmad menyampaikan, insulin lokal ini tidak hanya akan membantu menurunkan biaya pengadaan obat melalui pengurangan impor. Namun, ia menyebut juga  bisa membuka peluang besar bagi pengembangan lebih lanjut di bidang farmasi dalam negeri.

Karena dengan masuknya insulin lokal ke dalam fornas, Indonesia kini punya peluang menjadi lebih mandiri dalam penyediaan obat-obatan penting, yang selama ini didominasi oleh produk impor.

"Hal ini tentunya akan mendorong kualitas SDM di bidang kesehatan Indonesia untuk terus berkembang dan berinovasi dalam menciptakan solusi kesehatan yang lebih baik di dunia kesehatan," kata Rahmad.

Maka itu, Rahmad mengajak seluruh pihak, mulai dari Pemerintah, industri farmasi, tenaga kesehatan, dan masyarakat, untuk bersinergi dalam mengoptimalkan pemanfaatan insulin lokal dengan kualitas terbaik. Lalu, bisa memperkuat upaya preventif dalam menghadapi ancaman diabetes.

Dia mengutip data dari Riskesdas Indonesia 2018. Dari data itu, didapati tingkat konsumsi makanan dan minuman manis masih sangat tinggi, masing-masing mencapai 87,9% dan 91,49%. 

Padahal, anjuran konsumsi gula per hari menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 hanya 10% dari total energi (200kkal) per orang. Ia bilang konsumsi tersebut setara dengan gula 4 sendok makan per orang per hari atau 50 gram per orang per hari. 

"Mari kita terus memperkuat sistem kesehatan nasional kita. Kita harus bergerak bersama untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan mandiri dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas bagi seluruh rakyatnya," imbuhnya.

Ilustrasi pajak

Haris Rusly Moti: PPN 12 Persen Produk PDIP Sebagai Ruling Party

Pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025. 

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024