Chairman TNYI: Pemimpin Itu Bisa Petakkan Persoalan, Temukan Masalah dan Solusinya
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Dr Zulfikar Alimuddin, Chairman dari The New You Institute atau TNYI, memaparkan tentang bagaimana sebenarnya kepemipinan atau leadership. Itu dipaparkannya dalam forum leadership bertajuk Leaders Insight, di Jakarta.
Hadir dalam Leaders Insight tersebut puluhan profesional leaders. Mereka dari berbagai perusahaan dan industri. Forum ini berlangsung dengan interaktif dan menjadi sarana kolaborasi dengan TNYI. Forum ini ingin digunakan TNYI agar para profesional dan pelaku usaha mendiskusikan isu leadership.
“Seorang pemimpin itu bisa memetakan persoalan. Menemukan apa masalahnya, bagaimana solusinya, apa visinya, dan apa saja program konkret yang bisa menjadi upaya aksi penyelesaian masalah,” jelas Dr. Zulfikar.
Jelas dia, setidaknya ada 4 aspek kepemimpinan kontekstual yang perlu dipahami. Pertama adalah masalah, solusi, visi dan program. Keempat itu harus diurai oleh pemimpin dalam setiap level masing-masing.
Mharta Adji Wardana, Head of Learning, Research, and Innovation TNYI, memandu sesi workshop. Dalam kesempatan ini,ini berlangsung diskusi yang interaktif dalam merumuskan aksi dari kepemimpinan oleh setiap peserta.
“Leaders Insight ini bagi saya sangat menarik, ya, bisa berkesempatan bertemu dengan para profesional lain,” ujar Taupik Sahbana, salah satu peserta forum tersebut.
“Saya rasa pertemuan semacam ini perlu banyak dilakukan, karena kita bisa mendapat insight kepemimpinan paling update dari para eksper, khususnya dari TNYI,” lanjutnya.
TNYI sebagai penyedia solusi pengembangan diri berfokus pada program-program transformasi kepemimpinan. Hal itu TNYI lakukan dalam tiga level,yaitu kepemimpinan individu, organisasi, dan bangsa. Dalam transformasi kepemimpinan, TNYI berharap bisa menyelenggarakan forum leadership semacam Leaders Insight secara berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto Ajak Teladani Kepemimpinan Gus Dur: Negarawan Besar
Presiden RI Prabowo Subianto mengajak mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, untuk bisa mencontoh kiprah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
