Hatta: Radar Bandara Butuh Rp1 Triliun
- VIVAnews/Maryadi
VIVAnews - Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat perbaikan peralatan radar Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini menggunakan Jakarta Automated Air Traffic System (JAATS). Total dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp1 triliun.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dana perbaikan itu sudah tersedia. "Nilainya Rp150 miliar," kata Hatta di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa 31 Agustus 2010.
Pemerintah selanjutnya akan meminta PT Angkasa Pura II untuk memenuhi sisa kebutuhan yang mencapai Rp1 triliun itu. "Karena tadi sudah diputuskan, kami akan mempercepat pengadaan peralatan baru, dengan membangun menara dan investasi baru," ujarnya.
Hatta melanjutkan, perbaikan awalnya diagendakan pada 2013, sebelum dipercepat menjadi tahun ini. "Pada 2011 diharapkan semuanya selesai," ujar Hatta.
Kebutuhan dana, seperti yang diungkapkan Hatta, meningkat Rp300 miliar dari anggaran yang disebutkan oleh Kementerian Perhubungan sehari sebelumnya. Kementerian Perhubungan menyatakan kebutuhan dana untuk pembangunan sistem radar baru di Bandara Soekarno-Hatta pada 2011 mencapai Rp700 miliar.
“Pembangunan ini bukan gara-gara sistem radar mati kemarin. Tapi ini memang sudah masuk program kami,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti, Senin, 30 Agustus 2010.
Menurut Hatta, perbaikan itu dilakukan karena peralatan di bandara yang digunakan saat ini sudah cukup tua. Pertama, dibuat pada 1986 dan selanjutnya telah di-upgrade pada 1996.
Tapi, itu semua belum memenuhi karena layanan Bandara Soekarno-Hatta terus meningkat dari tahun ke tahun. Radar yang awalnya hanya dipakai untuk melayani pergerakan 400-600 pesawat, saat ini sudah mencapai lebih dari 2.000 pergerakan.
"Jadi, tingkat pelayanan yang tinggi ini kami upayakan maksimal untuk meningkatkan keandalan," ujar dia.
Pemerintah berharap sistem radar di Bandara Soekarno-Hatta ke depan juga bisa semakin terintegrasi dengan Bandara Hasanuddin, Makassar.
Dengan demikian, Hatta menambahkan, sistem radar nasional akan semakin andal. "Jadi kalau Jakarta gagal beroperasi, bisa di-back up dari Makassar," ujarnya.
Sebaliknya, bila sistem di bandara Makassar mengalami gangguan, Jakarta akan bisa mem-back up untuk kawasan Indonesia Bagian Timur.