Diduga Punya Hubungan Khusus, Oknum Karyawan Gelapkan Dana Perusahaan Rp100 Miliar

Ilustrasi money laundering atau pencucian uang.
Sumber :
  • TOTPI

Jakarta, VIVA – Pengacara kondang Wardaniman Larosa selaku kuasa hukum PT. Hosana Exchange menyambangi Bareskrim Mabes Polri hari Selasa, 20 Agustus 2024. Kedatangannya untuk meminta permohonan perlindungan dan kepastian hukum terhadap kliennya yang menjadi korban sekaligus pelapor atas dugaan penipuan, penggelapan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh oknum karyawan kliennya bernama Mina dan relasinya bernama Hong Koon Cheng alias Kelvin dan Yuwanky.

Wardaniman mengatakan bahwa kasus tersebut sudah bergulir sejak tahun 2019 dan dua orang terlapor sudah berstatus tersangka yakni Mina dan Yuwanky dan satu orang DPO (Daftar Pencarian Orang) di Polresta Barelang, namun belum ada penangkapan dan penahanan.

“Atas kejadian tersebut, klien kami telah membuat Laporan Polisi Nomor LP/B 864/X/2019/Bareskrim di Mabes Polri pada tanggal 3 Oktober 2019 dengan nilai kerugian kurang lebih Rp100 miliar. Perkara tersebut sampai dengan saat ini belum ditangkap pelakunya, masih berkeliaran di luar sana,” kata Wardaniman Larosa di Bareskrim Mabes Polri, Selasa, 20 Agustus 2024.

Wardaniman Larosa berharap agar ketiga pelaku ditangkap dan mendapat hukuman setimpal. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

“Kami telah bersurat kepada Bapak Kapolri, Bapak Kabareskrim, dan Bapak Dirtipidum yang pada intinya meminta permohonan perlindungan hukum dan kepastian hukum atas laporan klien kami yang sudah berjalan hampir lima tahun. Besar harapan kami agar surat kami dibalas dan ada tindak lanjut untuk melakukan penangkapan dan penahanan terhadap para tersangka,” ujar Wardaniman menambahkan.

Wardaniman menduga bahwa Mina punya hubungan khusus dengan Hong Koon Cheng alias Kelvin. Selama bekerja, Mina selalu mengirimkan laporan keuangan yang diduga palsu kepada bosnya sekaligus pendiri PT. Hosana Exchange.

Tersangka Mina diduga mengirimkan uang kepada Kelvin dan diduga mengalir juga ke tersangka Yuwanky. Setelah dilakukan audit, dia diduga telah menggelapkan dana perusahaan kurang lebih Rp100 miliar.

“Yang menarik, modus yang dilakukan oleh tersangka Mina, diduga memiliki hubungan khusus dengan atas nama Kelvin, pertemanan atau hubungan lain kami tidak tahu, kami duga dengan hubungan khusus itu menjadi modus operandi yang dilakukan oleh para tersangka dan uangnya mengalir ke pihak-pihak lain,” ujar Wardaniman.

Dari hasil penyidikan sehingga penyidik telah menetapkan Yuwanky dan Mina sebagai tersangka dan saudara Hong Koon Cheng alias Kelvin telah ditetapkan DPO di Polresta Barelang, Batam.

Bos Sritex Tegaskan PHK Pekerja Haram Dilakukan

ilustrasi pelaku penipuan

Photo :
  • vstory

“Modusnya kan Mina ini mantan karyawan klien kami, orang kepercayaan bagian finance. Dia diduga selalu memberikan laporan keuangan seolah-olah benar kepada klien kami, ternyata setelah diaudit, uangnya kosong,” tutur Wardaniman.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Memotivasi dan Inovatif

Wardaniman Larosa tidak tahu penyebab mengapa Tersangka Mina dan Tersangka Yuwanky belum ditangkap dan ditahan serta Kelvin masih menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) di Polresta Barelang.

“Belum P21, masih dalam tahap penyidikan. Nah itu yang kami tidak tahu ada kendala apa dari teman-teman penyidik . Harusnya kan tinggal tangkap dan tahan,” ungkap Wardaniman.

Mentan Amran Copot Tiga Pejabat Kementan yang Bermain Proyek

Wardaniman dan klien khawatir ketiga pelaku kabur ke luar negeri mengingat wilayah Batam sangat strategis dekat dengan Singapura dan Malaysia.

“Kami sangat apresiasi kepada Bapak Kapolri jika kasus ini ditangani dengan baik. Saya berharap pihak Mabes Polri bisa menangani kasus ini dengan cepat sampai tuntas agar tidak menimbulkan preseden buruk bagi citra Polri karena sudah hampir 5 tahun,” kata Wardaniman Larosa.

Menteri Nusron Akui 60 Persen Konflik Pertanahan di Tanah Air Libatkan Oknum Kementeriannya

Menteri Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nurson Wahid mengungkap sebanyak 60 % konflik pertanahan di Tanah Air diduga melibatkan oknum internal

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024