Sambut HUT RI, Perusahaan Pengolah Limbah Berbahaya Gelorakan Lawan Perusak Lingkungan

Presiden Direktur PPLI Yoshiaki Chida.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)

Bogor, VIVA – Menyambut kemerdekaan Indonesia, masyarakat maupun perusahaan berlomba-lomba turut serta memeriahkannya, mulai dari upacara bendera hingga berbagai jenis perlombaan. Tak ketinggalan juga perusahaan pengolah limbah bahan berbahaya beracun (B3) PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). 

Menlu Retno: Jangan Tinggalkan Palestina Sendirian di Tengah Hak-hak Mereka Dirampas

"Sebagai perusahaan yang memiliki core business di bidang limbah, kita telah berpartisipasi melindungi dan menjaga bumi dari ancaman kerusakan alam akibat pencemaran limbah B3. Kita telah turut berkontribusi menjaga ekosistem di Indonesia dari dampak negatif perkembangan industri di Tanah Air yang kian pesat," ujar Akhmad Radinal, inspektur upacara peringatan 17 Agustus 2024, di kompleks PPLI, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 17 Agustus 2024.

Radinal, yang juga salah satu manajer di PPLI, mengajak para karyawan untuk bangga sebagai bagian dari PPLI karena mereka pada dasarnya juga pejuang, yakni pejuang lingkungan.

Greeneration Foundation Target Kumpulkan Rp1,2 Triliun per Tahun untuk Atasi Perubahan Iklim

Sejumlah karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) mengikuti upacara b

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

"Dulu zaman penjajah para pahlawan melawan penjajah asing. Tak jauh beda, saat ini kita semua adalah pejuang yang melawan perusak lingkungan. Kita melakukan usaha agar industri tidak merusak lingkungan. Kita dorong dan bangun kesadaran kalangan industri untuk mengelola limbahnya dengan baik dan benar demi menyelamatkan generasi mendatang," ujarnya.

KAI Logistik Catat Kinerja Angkutan Limbah B3 Meningkat Signifikan

Salah satu karyawan yang telah 27 tahun bersama PPLI, Hartono, mengungkapkan bahagianya masih terus dipercaya membersamai perusahaan. "Saya merasa di tempat ini saya bisa berbuat untuk kebaikan lingkungan, mampu memberikan ketenangan kepada masyarakat dari ancaman limbah berbahaya," katanya.

Pria yang akrab disapa Tono tersebut mengaku bekerja di PPLI memiliki risiko tinggi. "Nyawa taruhannya, karena yang diurus limbah berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada mereka yang terpapar bila tidak dikelola baik."

Namun, katanya, dengan penerapan SOP (Standar Operation Prrocedure) yang benar dan pengetahuan yang tepat, maka risiko terpapar limbah berbahaya bisa dihindari.

Sejumlah karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) mengikuti upacara b

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Ia mengaku bangga bekerja di PPLI karena menerapkan aturan yang ketat dan sangat peduli pada lingkungan. "Teknologi yang digunakan juga menunjang pelestarian lingkungan. Jadi, kami yang bekerja di dalam tidak khawatir walau harus berdekatan dengan limbah berbahaya," katanya.

Diakui pria yang kini berusia 48 tahun tersebut hingga kini tak pernah ada keluhan sakit parah sebagai dampak mengelola limbah berbahaya. "Paling penyakit akibat pola makan seperti kolesterol aja," kata Supervisor di Divisi Insinerator PPLI usai mengikuti upacara bendera peringatan 17 Agustus di lapangan terbuka depan Kantor Utama PPLI, Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Insinerator adalah sebuah fasilitas layanan pengolahan limbah dengan metode thermal. Fasilitas yang ada di PPLI ini merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kemampuan memusnahkan limbah hingga 50 ton per hari.

Sejumlah karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) mengikuti upacara b

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Selain upacara, peringatan 17 Agustus 2024 di PPLI juga dimeriahkan dengan berbagai lomba antarkaryawan seperti tarik tambang, balap karung, estafet sarung, dan makan kerupuk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya