Keluarga Akui Dokter AR Sakit Saraf Kejepit Selama Ikut PPDS di Undip

Rumah Sakit dr Kariadi Semarang
Sumber :
  • Google Earth

Semarang, VIVA – Dokter AR, seorang dokter muda yang cerdas dan berprestasi, ditemukan tewas bunuh diri di kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

Simak Cara Pertamina Bekali Mahasiswa Masuki Dunia Kerja

Informasi tentang kematian sang dokter dikutip oleh VIVA.co.id dari sebuah unggahan di platform X oleh akun @bambangsuling11. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa AR melakukan bunuh diri dengan menyuntikkan obat anestesi ke tangannya.

Penyebab bunuh diri yang dilakukan AR, diduga karena ia tidak mampu lagi menahan tekanan dan perundungan yang dilakukan oleh para seniornya saat mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) dan RS dr. Kariadi, Semarang.

Kata Menkes soal Pencabutan Pembekuan Program Anestesi di FK Undip

Penyebab kematian Aulia yang sebenarnya dicurigai sengaja ditutupi oleh pihak Undip . Alih-alih mengungkapkan dugaan sebenarnya, pihak kampus justru mengumumkan bahwa AR meninggal dunia karena menderita saraf kejepit.

"Pihak PPDS Anestesi Undip berusaha menutupi dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit," tulis akun @bambangsuling11 pada Rabu (14/8/2024).

Kemenkes Serahkan 70 Laporan Korban Perundungan PPDS ke Polda Jateng

Padahal, saat kematiannya ditemukan buku harian Aulia yang memperkuat dugaan bahwa dia melakukan bunuh diri karena merasa tidak kuat menahan perundungan saat PPDS.

"Namun dari hasil pemeriksaan, ditemukan buku harian korban yang menyebut korban tidak kuat menahan perundungan hingga akhirnya bundir," terangnya.

Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah Kota Tegal, dr. Leny Herlina membenarkan bahwa Aulia mengidap sakit saraf kejepit. Informasi itu didapatkan langsung dari keluarga Aulia.

“Informasi itu kami dapatkan lewat keluarga, jadi selama beliau di RSUD Kardinah Kota Tegal memang belum menderita sakit ini, keluarga menyatakan bahwa sakit itu diderita baru pada akhir-akhir ini,” kata Leny, dilansir dari YouTube tvOne pada Kamis (15/8/2024).

Diketahui, sebelum menjalani pendidikan spesialisasi anestesi di Undip, AR bertugas di RSUD Kardinah Kota Tegal sejak tahun 2019. Leny menegaskan bahwa saat itu Aulia belum melakukan pengobatan saraf kejepit. Namun, penyakit tersebut baru dideritanya baru-baru ini.

“Ketika masih bergabung bersama kami, belum ada riwayat pengobatan dari almarhumah,” tegasnya.

Meskipun mengidap sakit saraf kejepit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut buku harian Aulia menjadi alat bukti perundungan yang dialami olehnya. Peristiwa ini menyebabkan Kemenkes menghentikan program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi Semarang.

AR sendiri merupakan lulusan Fakultas Kedokteran di Universitas Islam Sultan Agung angkatan 2014, dengan prestasi akademik yang cemerlang. Ia memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,9 dan meraih status cumlaude.

Kabar duka tentang AR langsung viral di media sosial, dengan banyak rekan dan teman yang mengungkapkan kesedihannya. Ia diduga tak bisa menanggung biaya sebesar Rp500 juta untuk mundur dari PPDS, sehingga ia terpaksa menghadapi situasi perundungan yang sangat sulit dan akhirnya mengambil keputusan tragis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya