Usut Kasus Dokter Muda yang Bunuh Diri Karena Dibully, Menkes: Buku Harian Jadi Bukti

Dokter MudaBunuh Diri Karena Dibully
Sumber :
  • IST

Jakarta, VIVA – Belum lama ini viral di media sosial X seorang dokter Muda dengan nama Aulia Risma Lestari (30) meninggal dunia dengan cara bunuh diri.

Kata Polisi soal Dokter Aulia Transfer Rp 225 Juta ke Beberapa Orang Sebelum Meninggal

Diduga dokter berstatus ASN di Tegal itu mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bully selama mengikuti pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).

Untuk mengungkap kasus kematian dokter muda itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

5 Fakta Kematian Dokter Aulia, Pengakuan Dekan FK Undip: Pemerasan hingga Beban Kerja

"Kita kali ini sedang mengirim audit karena ini sudah ada kematian, juga kita juga bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang bunuh diri ini," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Istana Wapres, jakarta, kamis 15 Agustus 2024 dikutip Antara.

Menkes Budi Gunadi Sadikin

Photo :
  • Youtube/Sekretariat Presiden
Menkes Budi Heran Dilaporkan oleh Komite Solidaritas Profesi Dokter ke Bareskrim: Ini Aneh

Budi menerangkan telah memiliki bukti dugaan bunuh diri yaitu pada buku catatan harian milik korban.

"Kita sudah menemukan, ada bukti catatan hariannya. Jadi, kita bisa melihat perkembangan moral kejiwaannya dia seperti apa, juga cukup detail ditulis di buku hariannya. Jadi, kita nanti akan confirm apakah hal ini benar-benar terjadi. Kalau hal ini benar-benar terjadi, kita akan pastikan yang memperlakukan seperti ini akan kita berikan sanksi yang tegas,"  jelas Menkes Budi.

Budi juga menegaskan agar kegiatan PPDS Anastesi Undip di RSUP Kariadi dievaluasi, jangan sampai terjadi praktik bullying dengan dalih menciptakan tenaga yang tangguh dan tidak cengeng.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian sudah turun tangan melakukan penyelidikan. Setelah memeriksa sejumlah saksi-saksi mengenai peristiwa itu, diketahui Informasi bahwa korban nekat bunuh diri karena tertekan oleh seniornya.

Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan, korban ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya pada Senin 12 Agustus 2024 sekira pukul 23.00 WIB. Saat ditemukan, kondisi korban dengan wajah kebiruan dalam posisi miring seperti orang sedang tertidur.

Polisi juga sempat memanggil dokter dan diketahui korban meninggal karena obat. Obat itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.  "Obat untuk pelemas otot, saya nggak bisa ngomong yang bisa ngomong dokter tapi obat itu seharusnya lewat infus," kata Agus.

Polisi juga menemukan buku catatan harian atau diary korban, dalam catatan buku hariannya itu ia menuliskan keluh kesah terhadap seniornya selama mengikuti pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya