26 Tahun Tragedi Semanggi, Ayah Sigit Prasetyo Masih Cari Keadilan
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Tragedi Semanggi I menjadi salah satu babak kelam dalam sejarah reformasi Indonesia yang terjadi pada Jumat, 13 November 1998. Pada hari itu, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran yang menuntut perubahan politik dan sosial, namun aksi ini berubah menjadi bentrokan sengit antara massa demonstran dan aparat keamanan.
Bentrok tersebut mengakibatkan kematian 17 orang. Para korban terdiri dari lima mahasiswa, dua pelajar sekolah menengah atas, seorang petugas keamanan, dua anggota kepolisian, empat anggota Pam Swakarsa, dan tiga warga sipil.
Sigit Prasetyo, seorang mahasiswa yang turut aktif dalam gerakan reformasi ini tewas terbunuh oleh tentara. Sigit, yang saat itu masih menjadi mahasiswa di Universitas Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Salemba, terlibat dalam aksi protes menentang Sidang Istimewa MPR di masa awal pemerintahan Presiden BJ Habibie.
Sigit menghabiskan tiga hari untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi tersebut. Setelah itu, ia sempat pulang ke rumah dan bertemu dengan ayahnya, Asih Widodo.
Meski ayahnya sempat melarangnya untuk pergi lagi karena merasa khawatir, akan tetapi larangan tersebut tidak diindahkan oleh Sigit.
Pada akhirnya, Sigit tewas akibat peluru tajam yang ditembakkan oleh tentara, menjadikannya salah satu dari belasan pemuda yang kehilangan nyawa karena tindakan represif aparat.
Asih Widodo sudah semakin tua, keriput di wajahnya semakin terlihat, tapi ingatannya masih sangat tajam. Ia masih mengingat dengan jelas kejadian tragis yang merenggut nyawa putranya. Semangatnya untuk mencari keadilan bagi sang anak juga tidak pernah surut.
26 tahun telah berlalu sejak tragedi Semanggi I, namun hingga saat ini, pelaku yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Sigit Prasetyo belum juga ditemukan. Segala upaya yang dilakukan Widodo masih belum membuahkan hasil apapun.
Meskipun sampai saat ini negara belum bisa memberikan jawaban, Widodo terus berjuang dalam mendapatkan keadilan yang pantas bagi anaknya, sambil berharap agar kebenaran sejati di balik peristiwa tragis itu dapat terungkap.
Belum lama ini, sebuah akun TikTok dengan nama pengguna @ss_090 memperlihatkan Widodo yang berkeliling dengan motor sambil menampilkan wajah Sigit, istrinya dan dirinya Foto tersebut disertai tulisan "KORBAN SEMANGGI 98, ANAKKU DIBUNUH TNI, JIDATKU DIPOPOR POLISI."
Selain itu, Widodo juga mengenakan helm kuning dengan tulisan "AKU CARI KEADILAN." Video pendek tersebut diunggah pada 6 Agustus 2024, lantas menjadi viral dengan jumlah penonton mencapai 16,2 juta.
Kematian Sigit Prasetyo dan keadaan ayahnya yang masih belum mendapat keadilan, menjadi noda hitam dalam perjalanan demokrasi Indonesia.