Tim Dokter Forensik Ambil 19 Sample Jaringan dari Tubuh Afif Maulana 

Jumpa Pers Terkait ekshumasi dan otopsi jenazah Afif Maulana
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Padang, VIVA - Tim dokter forensik independen dari Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI), telah selesai melakukan proses ekshumasi dan otopsi alias bedah mayat terhadap jenazah Afif Maulana, asal kota Padang, Sumatera Barat, pada Kamis, 8 Agustus 2024.   

Terkuak, Ada 4 Bayi yang Lahir di RS Islam Cempaka Putih Tertukar

Proses penyidikan medis jenazah Afif Maulana itu dilakukan berdasarkan pengajuan pihak keluarga melalui kuasa hukum (LBH Padang), untuk menyelidiki dan mengungkap tabir penyebab kematian bocah SMP berusia 13 tahun itu.  

Pada Minggu pagi, 9 Juli 2024, jenazah Afif Maulana ditemukan tewas dalam posisi mengambang tepat di bawah jembatan aliran Sungai Batang Kuranji Padang. 

Meski Sudah Dikubur Beberapa Bulan, Pemeriksaan DNA Bayi Tertukar Masih Bisa Dilakukan

Kematian Afif Maulana itu mencuri perhatian publik. Terlebih, saat pihak keluarga dan kuasa hukum menyampaikan keyakinan dugaan penyebab kematian akibat mendapatkan tindakan kekerasan oknum aparat Kepolisian, saat menggelar Operasi Cipta Kondisi pada Minggu dini hari.  

Ketua Tim Dokter Forensik, dr. Ade Firmansyah Sugiharto menyebut bahwa pihaknya baru saja sudah melaksanakan tugas melaksanakan ekshumasi dan otopsi ulang di RSUP M Djamil Padang sesuai permintaan penyidik Polresta Padang. 

Polisi Mulai Ekshumasi Jasad Bayi Diduga Tertukar di TPU Semper

"Hari ini yang kami lakukan merupakan suatu langkah investigasi kematian kasus ananda Afif Maulana, yakni ekshumasi dan otopsi,” kata Ade Firmansyah Sugiharto pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Jumpa Pers Terkait ekshumasi dan otopsi jenazah Afif Maulana

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Kata Ade, pada saat otopsi timnya mengambil 19 sample jaringan dari tubuh Afif Maulana untuk selanjutnya dilakukan proses histopatologi forensik dan pemeriksaan diatom. 

Ke-19 sample jaringan itu, kata Ade, terdiri dari tiga sample jaringan keras dan 16 sample jaringan lunak. Ia menyebut untuk mengetahui hasil akhir dibutuhkan waktu karena sample-sample itu harus diproses dengan baik.  

"Kami sudah kumpulkan ada 19 sampel yang terdiri dari tiga sampel jaringan keras dan 16 sampel jaringan lunak. Akan kami lanjutkan untuk pemeriksaan histopatologi forensik dan pemeriksaan diatom. Ini tentunya membutuhkan waktu, Sampel-sampel ini juga kami didapatkan dari tubuh jenazah yang sudah mengalami pembusukan,"ujar Ade.  

Ade menambahkan untuk pemeriksaan histopatologi forensik, akan kami kirimkan untuk diproses menjadi slide pemeriksaan di Laboratorium Patologi Anatomik FKUI RSCM. 

"Sedangkan, untuk pemeriksaan diatom akan ada dua tempat yang akan kami kirimkan sampelnya, yakni Puslabfor Mabes Polri dan Laboratorium Forensik Universitas Airlangga Surabaya,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya