Kisah Kakek Sanuari Gowes Sepeda dari Nganjuk ke Lampung demi Bertemu Anak-Cucu

Kakek Sanuari gowes sepeda dari Nganjuk ke Lampung.
Sumber :
  • tvOne/ Pujiansyah (Lampung)

Pesawaran, VIVA – Sanuari rela menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Dusun Kauman, Desa Pace Kulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ke Lampung, dengan menggowes sepeda.

Ngeri! Kakek 70 Tahun dari Indonesia Bikin Tendangan Salto Beruntun Disorot Media Asing

Langkah itu dilakukan pria 65 tahun ini untuk mengobati kerinduan kepada anak dan cucu yang tinggal di Desa Durian, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Perjalanan itu ditempuh pria 65 tahun ini  seorang diri. Ia mengabadikan setiap momen yang dilalui dalam perjalanan itu dengan kamera sederhana. 

Aksi Nekat Bocah Naik Sepeda Sambil Akrobat di Jalan, Hampir Tabrak Mobil

Setelah 11 hari mengayuh sepeda, Sanuari akhirnya tiba di Kabupaten Pesawaran. Dia lantas istirahat di sebuah warung kopi di daerah Teluk Pandan. Dari lokasi itu, dia masih harus menempuh waktu 4 jam perjalanan untuk sampai ke rumah anaknya.

"Mau gowes ke tempat anak saya di Lampung. Saya mau ketemu sama anak dan cucu. Walaupun jauh bagaimana, setelah sampai di sini rasa capek dan lelah akan hilang setelah bertemu anak cucu," kata Sanuari seraya tersenyum saat ditemui VIVA Lampung di warung tersebut, Selasa, 6 Agustus 2024.

8 Fakta Mencengangkan Royke Lumowa, Bersepeda Selama 387 Hari dari Jakarta ke Paris

Kakek Sanuari gowes sepeda dari Nganjuk ke Lampung.

Photo :
  • tvOne/ Pujiansyah (Lampung)

Sanuari menceritakan suka duka perjalanannya. Dia mulai gowes pada 24 Juli 2024. Sanuari membawa perlengkapan lengkap, mulai dari pakaian ganti hingga pompa sepeda.

"Alhamdulillah, dalam perjalanan sepeda tidak mengalami kerusakan. Di perjalanan disambut positif oleh warga masyarakat yang melihat dan warga mendoakan semoga diberikan keselamatan," ujarnya.

Kebaikan hati masyarakat sepanjang perjalanan turut menghangatkan hati Sanuari. Banyak warga yang menawarkan makanan, minuman, bahkan tempat beristirahat. Untuk beristirahat di malam hari, Sanuari biasanya menginap di kantor Polsek, Koramil, masjid, musala, atau Polres.

"Ada yang ngasih makan, ngasih minum oleh warga kalau saya berhenti di warung. Di jalan ketemu sesama penggowes diajak mampir, diajak makan, dikasih ongkos buat beli kopi," katanya.

Sanuari sengaja tak memberitahu kepada sang anak soal kunjungannya itu. "Anak saya belum tahu, tidak saya kasih tahu. Supaya ada kejutan. Jadi, tidak ngasih tahu sebelumnya," katanya. 

Laporan Pujiansyah (Lampung)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya