Menkes Bakal Panggil Pihak RSCM Buntut Temuan Kasus Gagal Ginjal Anak
- VIVA/Andrew Tito (Jakarta)
Jakarta, VIVA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin akan memanggil pihak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) buntut temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta yang menyebut ada 60 pasien anak-anak yang melakukan terapi gagal ginjal di rumah sakit tersebut.
"Saya akan panggil teman-teman dari RSCM, yang saya dengar sementara ini berbeda dengan gagal ginjal yang sebelumnya," kata Menkes Budi kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa, 6 Agustus 2024.
Budi mengatakan tenaga kesehatan di Puskesmas sudah melakukan screening secara masif, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Namun, kata dia, kasus tersebut baru terlihat pada masa sekarang.
"Sekarang screening sudah masif dilakukan, dulu kan fokusnya mengobati orang sakit, sekarang fokusnya menjaga orang tetap sehat, di puskesmas untuk screening, ini sudah 200 juta screening lebih dari 60 juta orang, kan kelihatan, oh yang gula darahnya tinggi di anak anak banyak. Dulu juga, cuma sekarang baru ketahuan saja, jadi kalau gula darah tinggi pada anak kemungkinan dia kena diabetes tipe 2, nah itu harus treatmentnya beda," kata Budi.
Menkes Budi menilai setiap masyarakat yang melakukan screening, langsung dirujuk ke RSCM. Menurutnya lonjakan kasus gagal ginjal tersebut bukan terjadi baru-baru ini, melainkan sudah dari lama.
"Nah itu yang kita duga mungkin terjadi di RSCM, mungkin dulu enggak tertangani karena enggak tahu, sekarang kan orang orang dateng di screening ketahuan langsung dirujuk ke RSCM, jadi yang di rumah sakit bukan tiba-tiba melonjak gara gara ada kejadian luar biasa tapi karena dulu gak terdeteksi saja," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mengonfirmasi adanya sebanyak 60 anak yang menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati membenarkan 60 anak tersebut sedang jalani terapi.
"Saat ini, sekitar 60 anak menjalani terapi gagal ginjal di Rumah Sakit Rujukan Kasus Ginjal Anak, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo," ujar Ani Ruspitawati dalam keterangannya, Sabtu 3 Agustus 2024.
Ani mengatakan, terapi gagal ginjal pada anak dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan terapi dialisis atau dikenal dengan cuci darah.
"Kedua terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau dialisis mandiri yang datang sebulan sekali ke rumah sakit," ujarnya.
Ani menuturkan, Pemprov DKI memiliki Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Nefrologi sebanyak tujuh orang untuk merawat anak-anak yang terkena penyakit gagal ginjal.
"Sebanyak tujuh orang yang kami miliki. Empat orang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dua orang bertugas di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita dan satu orang bertugas di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk," ujarnya.
Untuk penanganan terapi cuci darah pada anak, terdapat 76 layanan dialisis atau CAPD Rumah Sakit yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta, yakni enam rumah sakit pusat milik Kementerian Kesehatan, tiga rumah sakit milik kementerian lainnya, lima rumah sakit milik TNI/Polri, tujuh rumah sakit umum daerah dan 55 rumah sakit swasta.
Ani menegaskan, penyakit gagal ginjal pada anak memerlukan penanganan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan komplikasi.