Pilot Helikopter asal Selandia Baru Dilaporkan Dibunuh di Timika, Begini Respons OPM
- VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)
Papua, VIVA – Pilot helikopter dari Selandia Baru, Glen Malcolm Conning, dinyatakan tewas di wilayah Papua, Indonesia, oleh kelompok pro-kemerdekaan yang dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM), menurut pihak kepolisian.
Juru bicara OPMÂ Sebby Sambom mengatakan kepada BBC International bahwa ia belum dapat memverifikasi klaim pihak berwenang Indonesia.
Hal ini terjadi hampir satu setengah tahun setelah penculikan pilot lain dari Selandia Baru, Phillip Mehrtens, yang masih ditawan.
Pihak berwenang mengatakan kelompok yang bertanggung jawab atas kematian Conning adalah kelompok yang sama, yang menahan Mehrtens.
"Conning tewas ketika pemberontak menangkap mereka yang berada di dalam helikopter, termasuk empat penumpang, setelah mereka mendarat di daerah terpencil di provinsi Papua Tengah," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC International, Selasa, 6 Agustus 2024.
Meski demikian, para penumpang dilaporkan selamat.
Juru bicara operasi khusus polisi di Papua, Bayu Suseno, mengklaim jenazah pilot dibawa ke helikopter dan kemudian dibakar bersama pesawat di Distrik Alama, yang hanya dapat diakses dengan helikopter.
Conning diketahui sedang mengantar penumpang untuk sebuah perusahaan swasta.
Juru bicara OPMÂ Sambom mengatakan kepada BBC bahwa meskipun tidak dapat memverifikasi klaim tersebut, jika itu benar, maka pilot tersebut adalah mata-mata.
"Karena kami telah menyatakan bahwa daerah tersebut adalah zona perang."
Pada bulan Februari 2023, pejuang separatis di wilayah Papua, Indonesia, juga menyandera pilot Selandia Baru lainnya. Phillip Mehrtens, 37 tahun, ditangkap tak lama setelah mendaratkan pesawatnya di daerah pegunungan terpencil Nduga untuk menurunkan penumpang.
Sejak saat itu, Mehrtens ditawan oleh pejuang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap bersenjata OPM, yang juga menyerang sejumlah pasukan militer dan kepolisian Indonesia yang dikirim untuk menyelamatkannya, dan menewaskan sedikitnya satu orang.
Tindakan permusuhan ini terjadi dalam konteks konflik yang berlangsung lama dan sering kali disertai kekerasan antara pemerintah Indonesia dan penduduk asli Papua Barat.
Pemberontak Papua telah berupaya merdeka dari Indonesia selama beberapa dekade, dan sebelumnya telah mengeluarkan ancaman dan menyerang pesawat yang mereka yakini membawa personel keamanan.
Wilayah ini terbagi menjadi enam provinsi dan terpisah dari Papua Nugini yang merdeka.