Gus Yahya: NU di Bawah Negara Aja Enggak Boleh, Apalagi Cuma di Bawah Partai

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di pelantikan PWNU Jateng
Sumber :
  • TVNU

VIVA – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan posisi strategis Nahdlatul Ulama (NU) harus berada di atas negara, bukan di bawahnya.

Pra MLB NU Usulkan Daftar Calon Ketum PBNU, Tak Ada Nama Gus Yahya

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, yang dipantau daring, Sabtu, 3 Agustus 2024. 

Dalam pidatonya, Gus Yahya menerangkan agenda strategis PBNU di era kepemimpinannya, yakni repositioning dan konsolidasi. Repositioning berarti menata kembali kedudukan NU.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

"Saya bersama teman-teman PBNU sowan kepada Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, dan mohon pesan beliau, wasiat beliau kepada kami, dan beliau mengatakan NU harus berada di atas negara," kata Gus Yahya

Pesan Mustasyar PBNU tersebut, terang Gus Yahya, dimaksudkan agar NU harus mendudukkan kepentingannya untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa, supaya NU mampu berkontribusi menyangga keutuhan bangsa dan negara.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

"Jadi, di bawah negara aja enggak boleh, apalagi cuma di bawah partai, tidak boleh, ini harus dipahami" tegasnya

Gus Yahya menegaskan komitmennya untuk menata ulang banyak komponen di NU, termasuk struktur NU, lembaga-lembaga di bawahnya, dan badan otonom.

Kemudian, Gus Yahya juga melakukan konsolidasi dengan tiga matra utama, yaitu pmatra tata kelola organisasi, matra agenda organisasi, dan matra sumber daya manusia dan sumber daya pembiayaan.  

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO)

OSO di HUT ke-18 Hanura: Jangan Pernah Remehkan Partai Kecil

Ketum OSO di HUT Ke-18 Hanura menyerukan semangat membangun daerah, dan politik tanpa permusuhan

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024