Gus Yahya: NU di Bawah Negara Aja Enggak Boleh, Apalagi Cuma di Bawah Partai

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di pelantikan PWNU Jateng
Sumber :
  • TVNU

VIVA – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan posisi strategis Nahdlatul Ulama (NU) harus berada di atas negara, bukan di bawahnya.

Buntut Viral Mobil RI 36, Tokoh NU Sentil Raffi Ahmad: Manusia ini IQ-nya ...

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, yang dipantau daring, Sabtu, 3 Agustus 2024. 

Dalam pidatonya, Gus Yahya menerangkan agenda strategis PBNU di era kepemimpinannya, yakni repositioning dan konsolidasi. Repositioning berarti menata kembali kedudukan NU.

Harlah ke-102 NU, Presidium PO dan MLB NU Soroti Anomali dalam Kinerja & Kebijakan

"Saya bersama teman-teman PBNU sowan kepada Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, dan mohon pesan beliau, wasiat beliau kepada kami, dan beliau mengatakan NU harus berada di atas negara," kata Gus Yahya

Pesan Mustasyar PBNU tersebut, terang Gus Yahya, dimaksudkan agar NU harus mendudukkan kepentingannya untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa, supaya NU mampu berkontribusi menyangga keutuhan bangsa dan negara.

NU Koreksi Ketua DPD soal Usulan Zakat Bisa untuk Biayai Program Makan Bergizi

"Jadi, di bawah negara aja enggak boleh, apalagi cuma di bawah partai, tidak boleh, ini harus dipahami" tegasnya

Gus Yahya menegaskan komitmennya untuk menata ulang banyak komponen di NU, termasuk struktur NU, lembaga-lembaga di bawahnya, dan badan otonom.

Kemudian, Gus Yahya juga melakukan konsolidasi dengan tiga matra utama, yaitu pmatra tata kelola organisasi, matra agenda organisasi, dan matra sumber daya manusia dan sumber daya pembiayaan.  

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di kantor PWNU Jatim.

Kursi Gus Yahya Digoyang Isu MLB PBNU, Rais Aam: Ini Dinamika yang Wajar

Namun, Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar mempertanyakan kepentingan di balik kemunculan isu MLB PBNU.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2025