Megawati: Mau Ambil Saya Enggak Berani, Jadi Sasarannya Sekeliling Saya
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Presiden ke 5 RI yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa PDIP merupakan partai politik yang sah dan konstitusional. Namun belakangan, Ia menyinggung kasus hukum justru sedang dimainkan pihak tertentu untuk mengganggu PDIP dan membungkam para elitenya.
"Kenapa kami dibeginikan? Saya sampe tanya PDIP, saya kan nanya ahli tata negara, pengacara, sebenernya salahnya saya ini opo to? Coba pikir, coba kalau bisa," kata Megawati di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa 30 Juli 2024.
Putri Presiden pertama RI ini juga menilai lantaran tidak ada yang berani memperkarakannya ke proses hukum, maka orang-orang di sekitarnyalah yang ‘diambil’.
"Loh tapi mau ambil saya pada nggak berani. Loh iya, jadi sasarannya di sekeliling saya, gitu loh. Aduh kayaknya saya ini bodoh banget ya, saya cuma diam ajalah," ujar Megawati.
Megawati menjelaskan mengapa dirinya lebih bersikap diam, lantaran untuk persatuan dan kesatuan, dan akan menbuat rusuh anak buahnya yang banyak “preman” jika dirinya diambil.
"Ya udah gitu ya gitu, biarin dah. Karena buat apa? Karena saya mikir, kalau saya lawan, anak-anak saya itu banyak preman loh, nggak ada takut loh. Kali ini mereka bilang 'Aduh Ibu sabar banget', sudah diam saja, aku bilang, nanti juga selesai," tegasnya
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) untuk mengisi pidato kebangsaan.
Megawati tiba sekitar pukul 10.50 WIB di acara Mukernas yang digelar di INews Tower, Jakarta, Selasa. Dia menghadiri kegiatan itu didampingi oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, kemudian disambut oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Dalam pidato politiknya, Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung pernah menjadi korban ketidakadilan hukum di masa Orde Baru hingga menjadi Presiden ke-5. Ia juga menekankan bahwa kekuasaan tak ada langgeng, sehingga akan tiba waktunya akan berakhir.