Gempa yang Merusak di Kuningan akibat Aktivitas Sesar Ciremai, Menurut BMKG

Ilustrasi petugas BMKG
Sumber :
  • M Nadlir

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas sesar Ciremai, pada Kamis, 25 Juli 2024, mengakibatkan getaran gempa yang menimbulkan dampak kerusakan pada bangunan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dan sekitarnya.

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan, Waspadai Dampaknya

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi itu berkekuatan 4,1 magnitudo.

Episenter terletak pada koordinat 6.98 LS dan 108.5 BT, tepatnya berlokasi di darat pada kedalaman 5 kilometer dengan jarak satu kilometer tenggara Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Tiga Bandara Ini Dalam Pantauan Khusus AirNav Buntut Cuaca Ekstrem saat Nataru

Ilustrasi - Seismograf mencatat getaran gempa.

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock/pri.

Gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang dampak guncangannya dirasakan di wilayah Kuningan dengan skala intensitas III-IV MMI. Guncangan juga dirasakan hingga di Cirebon, Ciamis, Banjar dalam Skala Intensitas II - III MMI.

Gunung Kerinci Alami Gempa 1.884 Kali, Berpotensi Tiba-tiba Erupsi Tanpa Ada Gejala

Sekaligus, menurutnya, merupakan rangkaian gempa susulan dari sebelumnya yang terjadi pada episenter yang tak jauh berbeda, pada Kamis pagi pukul 04.01.58 WIB dengan kekuatan 3,6 magnitudo.

“Jenis gempa bumi kerak dangkal shallow crustal earthquake akibat aktivitas Sesar Ciremai. Beberapa rumah rusak ringan pada wilayah yang terdampak getaran,” kata dia.

Dalam hal ini ia menambahkan untuk dampak kerusakan yang lebih rinci dibutuhkan data dari pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Ilustrasi mesin seismograf membaca gempa.

Photo :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budhiana

Terlepas dari situ, berdasarkan catatan sejarah Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, wilayah Kuningan, Jabar sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik yaitu pada 1947, 1955, dan 1973 yang melanda di wilayah Gunung Ciremai dan sekitarnya.

Selanjutnya pada 29 September 2019 di wilayah tersebut juga terjadi gempa berkekuatan 2,9 magnitudo yang mengguncang wilayah Kuningan. Gempa ini terasa di Cikijing, Kadugede, Sangkanurip, Kalimanggis, dan Bojong.

Rentetan gempa tektonik itu juga diduga karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut, termasuk Sesar Ciremai.

Atas rekam jejak sejarah gempa tersebut maka BMKG mengimbau ataupun mewajibkan masyarakat setempat untuk segera beralih menggunakan rumah yang tahan dari gempa bumi.

Daryono juga mengatakan bahwa pihaknya akan selalu memberikan informasi perkembangan kondisi dengan memanfaatkan berbagai kanal media sosial infobmkg sehingga masyarakat bisa tetap tenang seraya meningkatkan kewaspadaan.

Sekaligus juga memberikan informasi terfaktual seputar potensi gempa bumi kepada pemerintah provinsi/kabupaten melalui BPBD yang dapat menjadi rujukan tindakan lanjutan untuk diteruskan kepada pemerintah tingkat kelurahan/desa di masing-masing daerah. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya