Ada Peradaban Megalitik yang Religius di Gunung Slamet, Kata Peneliti BRIN

Obyek wisata Bukit Tangkeban di Kaki Gunung Slamet, Pemalang, Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan adanya peradaban megalitik (sekitar tahun 2500-200 sebelum masehi) yang religius dari nenek moyang yang tinggal di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

"Kehidupan masyarakat megalitik dilatari oleh kepercayaan terhadap kekuatan supranatural. Mereka menganggap bahwa ada kekuatan di luar dirinya yang dapat memengaruhi kehidupan manusia di dunia," kata Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN Priyatno Hadi dalam seminar tentang Rekam Jejak Manusia dan Budaya Austronesia di Nusantara yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Hadi memaparkan hal tersebut dibuktikan dengan adanya semacam pola dari situs megalitik yang merupakan susunan batu-batu besar, yang ditemukan di wilayah Gunung Slamet.

DPR Minta Kapolda Jateng Usut Kasus Perbudakan Seksual Anak di Surakarta yang Terkatung-katung Sejak 2017

Gunung Slamet di Jawa Tengah

Photo :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

Ia menyebutkan, pola penempatan situs megalitik di lereng Gunung Slamet berada pada lereng bawah (low land) dan lereng tengah (middle land).

9,1 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng saat Libur Natal dan Tahun Baru

Meskipun situs megalitik tidak diletakkan di puncak, menurut Hadi pada zaman tersebut bangunan pemujaan cukup diletakkan dengan mengarahkan orientasi ke puncak gunung.

"Penempatan lokasi situs ini membuktikan bahwa kebutuhan spiritualitas mereka telah terpenuhi dengan mendirikan bangunan pemujaan di lokasi tersebut," ujarnya.

Di samping itu, papar Hadi, ditemukannya 70 situs megalitik yang berada di kawasan Gunung Slamet menjadi bukti bahwa kebudayaan megalitik telah berkembang luas dan dianut oleh masyarakat yang bermukim di lokasi tersebut pada zaman itu.

Gunung Slamet di Jawa Tengah

Photo :
  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Kemudian, sambungnya, masyarakat setempat pada zaman itu juga memisahkan lokasi tempat tinggal dan tempat pemujaan, yang ditandai dengan ditemukannya menhir pada situs-situs megalitik di Gunung Slamet yang berjumlah 231 buah, yang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni menhir yang terletak di situs penguburan, situs pemujaan, dan di lingkungan pemukiman penduduk.

Selanjutnya, ucap Hadi, hasil analisis lingkungan pola penempatan situs-situs megalitik di Gunung Slamet yang terbatas pada lereng bawah (low land) dan lereng tengah (middle land) semakin meyakinkan adanya temuan tersebut.

"Masyarakat megalitik adalah masyarakat agraris, sehingga pemilihan lahan dipilih pada lokasi yang cocok untuk pertanian. Hal ini sangat sesuai dengan subsistensi masyarakat megalitik yaitu bertanam. Lingkungan gunung yang menyediakan sumber daya tanam/pertanian terbatas pada lereng bagian bawah atau lereng bagian tengah," tutur Priyatno Hadi. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya