Produksi Petani Merauke Sukses Naik Imbas Varietas Padi Unggul
- Istimewa
Merauke - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggencarkan pengembangan varietas unggul padi Cakrabuana Agritan, yang merupakan salah satu varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi dan adaptif di lahan rawa dan di tengah perubahan iklim.
Hal itu ia ungkapkan saat meninjau langsung lahan pertanian modern bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke pada Selasa, 23 Juli 2024.
“Ini bagus sekali, subur sekali, ini luar biasa, potensinya. Kita uji coba varietas Cakrabuana, potensi produksinya hingga 9-10 ton per hektar. Ini kita kembangkan di Merauke, nantinya untuk 1 juta hektar,” ungkap Amran.
Ia menjelaskan, penanaman varietas Cakrabuana Agritan di Merauke tersebut telah melalui uji coba dan menunjukkan hasil yang maksimal walau diimplementasikan di lahan rawa. Varietas itu tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.
Oleh sebab itu, varietas Cakrabuana Agritan merupakan jawaban bagi ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman perubahan iklim. Selain sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ketahanan pangan, pengembangan varietas ini juga berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
“Bapak Presiden mendukung penuh pengembangan padi di Merauke dengan teknologi, full mekanisasi, dan benih unggul. Varietas ini bisa menghasilkan hingga 10 ton per hektar,” imbuh Amran.
Tenang Wibowo, salah satu petani di Merauke mengatakan dirinya merupakan salah satu yang menerapkan teknologi pertanian seperti yang dianjurkan Amran dan upaya itu telah membuahkan hasil.
“Kami dari tahun pertama kami trans sampai sekarang yang kita tanam itu seringnya tabela, tanam benih langsung. Memang tidak sesuai dengan hasil yang ada di pertanian gitu loh. Memang jauh sekali untuk potensi hasil. Alhamdulillah setelah ada kegiatan ini ya kami belajar sehingga ini untuk produksi kelihatannya lebih bagus,” ujarnya.
Ia pun menjabarkan perbedaan hasil produksi sebelum dan saat ini yang naik signifikan.
“Kalau kami dulu satu hektar mentok itu biasa cuma dapat 80-90 ikat. Karung begitu. Kalau dengan begini alhamdulillah bisa naik sampai 120-130 sak gitu,” jelasnya.