Pesan Hamzah Haz kepada Anak Cucunya: Apapun Jabatannya Jangan Tinggalkan Salat
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
VIVA – Suasana kediaman Wakil Presiden (Wapres) RI ke-9, Hamzah Haz di Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat mulai ramai didatangi pelayat, Rabu, 24 Juli 2024. Sebelum dimakamkan, almarhum akan disalatkan di Masjid Al-Istiqomah yang berada di samping kediamannya yang ada di Kota Bogor.
"Iya Bapak wafat jam 09.30 WIB di kediaman pribadi, Matraman, Jakarta, bukan di rumah sakit," kata putra almarhum Hamzah Haz, Teguh Hannibal ditemui di rumah duka Kebon Pedes.
Hamzah Haz Jenguk Anaknya di Polda Metro
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Teguh mengungkapkan, kepergian ayahnya merupakan faktor usia yang sudah memasukin 84 tahun.
"Ya, sudah tua. Bapak sudah tua umur 84 tahun. Sekarang lagi proses semuanya di Tegalan, menunggu koordinasi dengan Setneg juga harus bagaimana. Tapi sudah dipastikan almarhum akan dibawa ke Masjid Al-Istiqomah ini untuk disalatkan," imbuhnya.
Rencananya nanti jenazah almarhum akan dibawa ke pemakaman keluarga, di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Setelah disalatkan setelah dzuhur. (Upacara) kami serahkan ke negara, sudah diambil alih oleh setneg," jelasnya.
Di matanya, kata Teguh, mendiang sang ayah menjadi sosok yang baik. Almarhum meninggalkan dua orang istri dan 12 orang anak. Kepada keluarga almarhum selalu berpesan agar jangan pernah meninggalkan salat.
"Orang tua yang sangat baik ya. Tetapi Allah memberikan jalan yang lain. Kami semua anak-anaknya rajin mengurus bapak. Putranya ada 12. Cucu sudah banyak. Jangan lupa jangan tinggalkan salat itu pesan beliau yang disampaikan ke anak-anak dan cucu-cucunya, jangan tinggalkan salat apapun kesibukannya, apapun jabatannya, jangan tinggalkan salat," ungkapnya.
Mewakili pihak keluarga, Teguh memohon agar masyarakat memaafkan kesalahan sang ayah semasa hidupnya.
"Mohon doannya kepada masyarakat Indonesia, apabila almarhum punya kesalahan mohon dimaafkan," pungkasnya.
Menyayat Hati, Tangis Perantau Pecah saat Saksikan Pemakaman Ibunya Cuma Lewat Video Call
Momen yang menyayat hari seorang pemuda perantau yang sedang duduk sambil menangis pada saat menyaksikan pemakaman sang ibunya yang meninggal dunia hanya lewat video call
