Sulawesi hingga Papua Berpotensi Terdampak Siklon Tropis Gaemi, Menurut BMKG

Ilustrasi: Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pantauan suhu udara di Kantor BMKG, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Aprillio Akbar

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan sejumlah daerah di Sulawesi, Maluku, hingga Papua agar mewaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat dampak tak langsung dari adanya Siklon Tropis Gaemi dalam 24 jam ke depan.

Hujan Diprakirakan Landa Banda Aceh Sepekan ke Depan, Ini Penyebabnya

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG Miming dalam laporan yang dipantau di Jakarta, Senin, 22 Juli 2024, mengatakan bahwa Siklon Tropis Gaemi terpantau berada di Laut Filipina pada Minggu malam dengan kecepatan angin maksimum 55 knots dan tekanan udara minimum 990 hPa.

Diperkirakan kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Gaemi akan meningkat dalam kategori tiga yang bergerak ke arah utara-barat laut menjauhi wilayah Indonesia.

Amankah Naik Pesawat saat Hujan dan Petir? Begini Kata Pilot

Ilustrasi siklon tropis

Photo :
  • ANTARA/HO-BMKG

Fenomena tersebut membawa dampak tak langsung berupa hujan intensitas sedang hingga lebat dalam 24 jam ke depan di Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, dan Papua Barat.

Tantangan Bangun Mushola di Pedalaman Papua

Analisis tim meteorologi BMKG juga mendapati dampak tak langsung Siklon Tropis Gaemi berupa potensi menimbulkan tingginya gelombang laut atau moderate sea mencapai 1,25 meter hingga 2 meter.

Potensi tersebut diperkirakan melanda Perairan Bitung hingga Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Perairan Pulau Sangihe hingga Kepulauan Talaud, dan Laut Maluku Bagian Utara.

BMKG juga mendapati keberadaan Siklon Tropis Prapiroon di Laut China Selatan atau sekitar 1.530 sebelah utara Natuna, dengan kecepatan angin maksimum 35 knots dan tekanan udara minimum 998 hPa, Minggu.

Ilustrasi Hujan lebat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kondisi tersebut diperkirakan dapat menimbulkan dampak tak langsung berupa hujan di wilayah Kepulauan Riau dan tingginya gelombang laut hingga 2 meter di Laut Natuna Utara.

Tingginya intensitas hujan dan terpaan angin dikhawatirkan memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan sejenisnya sehingga masyarakat di daerah itu butuh meningkatkan kewaspadaan dalam menjalani aktivitas.

Untuk meringankan dampak jika terjadi peningkatan kondisi kebencanaan maka, masyarakat diharapkan selalu mengikuti arahan dan anjuran dari pemerintah terkhusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau otoritas terkait lain di daerah setempat.

Hasil analisis perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (ant)

Ilustrasi - Seismograf, alat pencatat getaran gempa.

BMKG Sebut Gempa di Bandung Akibat Aktivitas Sesar Garsela, Apa Itu?

BMKG mengatakan gempa berkekuatan 5.0 skala richter yang mengguncang Bandung, Jawa Barat dan gempa susulan sebanyak 20 kali merupaka akibat dari aktivitas Sesar Garsela

img_title
VIVA.co.id
18 September 2024