Dapat Gelar dari Pendiri Museum Prabu Siliwangi, Putu Rudana: RUU Permuseuman Sangat Urgent

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana (kiri).
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana mengunjungi Museum Prabu Siliwangi di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Karang Tengah, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Putu Supadma diundang langsung oleh pendiri Museum Prabu Siliwangi, KH. Fajar Laksana.

Kuota 2024 Habis, Luhut Pastikan Subsidi Motor Listrik Lanjut di Era Prabowo

Putu yang juga Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu menyoroti berbagai isu dalam pertemuannya dengan Fajar Laksana. Baik Putu dan Fajar punya keinginan mewujudkan payung hukum untuk melindungi segala pusaka atau warisan budaya bangsa dari para leluhur sejak zaman dahulu. 

Menurut dia, warisan itu mungkin tidak hanya zaman kerajaan tapi juga pra sejarah. Dijelaskan Putu, penting komitmen dalam mengawal seni budaya. 

Pengamat: Pembentukan Angkatan Siber TNI Butuh Investasi Besar dan Waktu Tidak Sebentar

Ia menceritakan dirinya juga memiliki Museum Rudana yang berada di Bali. Dalam kesempatan itu, ia bicara tentang Sapta Karsa Permuseuman Indonesia saat didaulat sebagai keynote speach di Museum Prabu Siliwangi.

“Bagaimana perjuangan kita untuk mewujudkan RUU Permuseuman. Dan, juga inisiasi tentang RUU yang berhubungan dengan Omnibus Kebudayaan. Mungkin payung hukum RUU Pemuseuman ini menjadi sangat urgent, Omnibus Kebudayaan juga sangat urgent," dalam keterangannya, Sabtu, 20 Juli 2024.

Pemerintah Larang Smartphone, Tablet dan Smartwatch di Sekolah

Dia mengatakan, kemajuan bangsa secara ekonomi dan kemandirian ekonomi serta kedaulatan politik mesti didukung dengan sejarah serta kebudayaan bangsa.

Menurutnya, founding fathers dan tokoh-tokoh bangsa sudah menggaungkan komitmen agar berdikari dalam bidang ekonomi. Namun, kata dia, berdikari dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan mestinya juga terus dikawal agar RUU menjadi UU yang akan jadi payung hukum. Hal itu misalnya seperti UU Cagar Budaya dan UU Pemajuan Kebudayaan.

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana (kiri).

Photo :
  • Istimewa

Putu bilang, bangsa yang besar adalah bisa menghargai dan mampu mengawal memori kultural sejarah. Selain itu, kebijakan pemerintah bisa mengawal sejarah yang begitu besar juga harus jadi perhatian. Bagi dia, mengawal sejarah mesti terus digaungkan secara berkesinambungan secara komprehensif. 

Dia menyampaikan, negara lain seperti Jepang, Cina, juga bangsa Eropa seperti Prancis, Inggris itu penghargaan dari negara serta masyarakat begitu tinggi terhadap seni budaya.

"Sehingga menjadi destinasi pariwisata dan pendidikan yang utama dan pertama. Dan jika berkunjung ke suatu kota atau negara, tentunya museumlah yang dikunjungi pertama,” jelas legislator asal Bali tersebut.

Lebih lanjut, Putu mengapresiasi Kiai Fajar Laksana sebagai prakarsa dan founder Museum Prabu Siliwangi di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Menurut dia, Kiai Fajar sebagai figur yang luar biasa, aktif dan visioner. Apalagi, Ki Fajar juga seorang profesor serta ahli marketing.

“Beliau sendiri banyak mengkoleksi karya warisan bangsa yang memang ditampilkan di Museum Prabu Siliwangi. Saya lihat secara langsung, bagaimana pelestarian kebudayaan Sunda itu betul-betul hidup di pondok pesantren dan Museum Prabu Siliwangi," tutur Anggota DPR Fraksi Demokrat tersebut.

Dalam kesempatan itu, Putu menerima gelar Ki Jaga Waruka Sakabumi dari Kiai Fajar Laksana. Gelar tersebut punya makna sosok atau figur atau tokoh yang memiliki kepedulian tinggi sebagai pengawal warisan bangsa, dan pusaka luhur nusantara. 

Putu merasa terhormat dengan gelar yang diberikan itu. Padahal, agenda kedatangannya hanya untuk memenuhi undangan dan memberikan sambutan.

“Didaulat seperti itu merupakan hal yang bermakna. Karena perjuangan untuk seni budaya tidak banyak yang memahami," lanjut Putu. 

"Tapi, memang harus diketahui dan banyak pihak sudah memahami bahwa pelestarian dan pemuliaan warisan luhur bangsa mengalami tantangan dan situasi yang rumit dan urgent," jelas Putu.
 
Dia menyampaikan kondisi itu yang jadi alasan pengawalan seni budaya jadi penting. Selain menerima gelar, Putu juga terharu dan mengapresiasi komitmen Kiai Fajar karena mendoakan serta turut mengawal di barisan terdepan perjuangan Asosiasi Museum Indonesia (AMI). 

Putu selaku Ketua Umum AMI merasa didukung penuh Kiai Fajar untuk perjuangkan segala kearifan lokal bangsa yang adiluhung. “Kebudayaan Nusantara adalah puncak-puncak kebudayaan daerah di seluruh Indonesia, yang tentu menjadi hal patut digaungkan ke seluruh penjuru dunia dan patut dilestarikan di negeri Nusantara," jelas Putu. 

Pun, dia menaruh harapan agar semua pihak harus turut berjuang bersama memperjuangkan Pemulian dan Pemajuan Permuseuman Indonesia. Selain itu, bisa memperjuangkan seni budaya bangsa.

Bagi dia, penting dalam ikhtiar memperjuangkan warisan budaya Indonesia dapat lestari. Menurut Putu, dukungan dari Museum Prabu Siliwangi yang mewakili sejarah Sunda ini sangat penting.

“Di mana definisi kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah Indonesia salah satunya dan yang utama adalah kebudayaan Sunda atau Jawa Barat," kata Ketua Kaukus Air DPR RI itu.

Maka itu, Putu juga akan mendorong political will dan komitmen pemerintahan berikutnya dalam mendukung pelestarian seni budaya. Selain itu, kepedulian dalam menjaga warisan luhur nusantara melalui museum. 

Dia mengingatkan museum diibaratkan rumah tertinggi kebudayaan, rumah abadi peradaban dan rumah sumber inspirasi. “Juga mendorong agar setiap lembaga dan institusi menarasikan kemuliaan sejarah dan perjalanannya untuk membangun museum dan bisa semua ternarasi mulia di museum," ujar Putu.

Kata dia, bangsa Indonesia memiliki kekayaan khazanah seni budaya, keragaman flora fauna serta perjalanan dari masa pra sejarah, kerajaan, hingga kemerdekaan.

"Dan, juga mengisi kemerdekaan hingga saat ini, seyogyanya bisa menjadi negeri sejuta museum. Jas Merah, jangan pernah melupakan sejarah,” tutur Putu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya