5 Insiden Mengerikan di Jembatan Talun Cirebon Selain Pembunuhan Vina dan Eky
- Azizi Erfan (Cirebon)
VIVA – Oki Priando, seorang pekerja di bengkel motor dan tambal ban dekat lokasi pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, mengungkapkan bahwa setidaknya ada lima insiden mengerikan lainnya yang sering terjadi di Jembatan Talun.
Jembatan Talun terletak di Jalan Kalitanjung No.1, Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Jembatan ini menjadi terkenal karena menjadi lokasi pembunuhan Vina dan pacarnya Eky pada tahun 2016. Peristiwa ini membuat jembatan tersebut dikenal sebagai lokasi tragis tersebut. Warga sekitar menyebutnya sebagai "Jembatan Vina" karena keterkaitannya dengan kasus tersebut.
Kasus Vina dan Eky kembali mencuat setelah film "Vina: Sebelum 7 Hari" tayang di bioskop, yang menarik perhatian karena publik menilai ada sejumlah kejanggalan dalam proses peradilan oleh polisi dan dugaan tiga pelaku lain masih belum ditangkap.
Oki selaku warga asli Cirebon yang dekat dengan lokasi tersebut mengaku sebelum insiden Vina dan Eky, Jembatan Talun sudah sering dijadikan tempat tawuran antara warga kota Cirebon dengan warga kabupaten Cirebon.
"Sering ada tawuran geng motor di atas flyover. Jadi (warga) dari Cirebon Kota dan Cirebon Kabupaten tawuran di jembatan," kata Oki dilansir dari YouTube Dedi Mulyadi pada Kamis (18/7/24).
Oki menjelaskan bahwa tawuran tersebut sering melibatkan anak-anak muda, meskipun identitas mereka sulit diketahui karena mereka bertindak tanpa atribut.
Insiden mengerikan kedua yang terjadi di Jembatan Talun adalah perkelahian. Di area tersebut terdapat kelompok anak muda yang menyebut diri mereka sebagai 'Geng Konten'. Mereka suka membuat konten untuk media sosial, khususnya Instagram, yang mana konten tersebut berisi perkelahian antar kelompok.
"Ada 'Geng Konten', geng untuk anak-anak kecil buat konten berkelahi dan di-upload di Instagram. Sampai dibacok. Dulu ada di jembatan situ sampai meninggal," ungkap Oki
Geng Konten bukan hanya membuat dan mengunggah konten perkelahian, tetapi juga melakukan live streaming saat berkelahi. Insiden ini mengakibatkan kematian seorang korban dari desa Penggung.
"Mereka berkelahi sambil live Instagram," tutup Oki.
Menurut pengakuan Oki, kejadian Geng Konten terjadi pada tahun 2024. Tidak diketahui pasti penyebab terjadinya perkelahian antar dua kelompok tersebut. Hanya saja para pelaku berkisar 15 sampai 16 tahun.
Tiga insiden lainnya yang sering terjadi di Jembatan Talun adalah begal, jambret dan hipnotis. Beberapa oknum sering melakukan perampokan disertai kekerasan yang biasanya menargetkan pengendara sepeda motor.
Jambret juga tak kalah sering terjadi, biasanya barang berharga seperti tas dan handphone milik korban diambil paksa secara cepat. Tindakan hipnotis juga telah memakan banyak korban di jembatan tersebut, di mana pelaku memanipulasi korban melalui teknik sugesti untuk menyerahkan barang berharga tanpa sadar.
"Begal, jambret, orang dihipnotis lebih sering,” kata Oki.
Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa Jembatan Talun dinilai menakutkan dan menyeramkan karena sering terjadi kejahatan.
"Tempat ini sangar dan angker karena selalu (ada) korban kejahatan," ungkap Dedi.
Salah satu penyebab terjadinya tindakan kriminal di Jembatan Talun karena seringnya lampu jalan yang mati, hal ini mengakibatkan lingkungan menjadi gelap dan tidak aman bagi pengguna jalan.
Terutama pada tahun 2016, saat terjadi pembunuhan Vina dan Eky, petugas yang bertanggung jawab atas penerangan jalan tidak responsif dan sering membiarkan jembatan tersebut dalam keadaan yang gelap tanpa pencahayaan. Kondisi ini memberikan kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya tanpa dicurigai.