Tanggapi Kritik Penyair Payakumbuh, Denny JA: Keliru Mencampuradukan Puisi Esai dengan Satupena
- Istimewa
Jakarta -Â Ketua Umum Satupena Denny JA angkat bicara soal penolakan kehadiran Satupena di Kota Payakumbuh. Denny JA pun menyampaikan dirinya menghargai pernyataan para penyair Payakumbuh sebagai penggunaan hak menyatakan pendapat bagi seluruh warga negara di Indonesia.
Akan tetapi, Denny JA mengatakan akan mengoreksi beberapa fakta yang disampaikan melalui pernyataan terbuka dan telah menyebar. Intinya adalah para pembuat pernyataan tidak membedakan antara puisi esai dan Satupena.
Menurutnya, puisi esai dan Satupena adalah dua entitas yang berbeda sama sekali. Kebetulan dirinya berada di kedua organisasi tersebut sebagai ketua umum.
"Semua persepsi tentang puisi esai yang dipahami oleh para pembuat pernyataan tadi, bukan wilayah yang harus diluruskan. Sebab, persepsi itu mengandung opini. Opini itu wilayah bebas yang setiap orang boleh beropini apa saja," kata Denny JA dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 18 Juli 2024.
Dalam hal ini, Denny JA merasa berbeda pendapat saja dengan 12 orang penandatangan pernyataan tentang puisi esai.
Tetapi soal fakta yang keliru, kata Denny JA, hal tersebut harus diberitahu fakta sebenarnya. Denny JA menjelaskan, Satupena adalah Organisasi Perkumpulan Penulis Indonesia yang berdiri sejak tahun 2017. Anggotanya adalah para penulis sastra, buku ilmiah, buku nonfiksi, jurnalis, penulis blog, dan penulis lainnya.
"Di antara anggotanya adalah para tokoh nasional yang sudah dikenal oleh orang-orang di Payakumbuh. Semangatnya adalah mewadahi penulis dan memberikan dukungan profesional, perluasan jaringan, publikasi karya, serta advokasi hak-hak penulis," katanya.
Denny JA menuturkan, dirinya bukan pendiri dan belum pula menjadi anggota Satupena pada saat itu. Denny JA menjadi anggota dan Ketua Umum Satupena sejak tahun 2021, dan akan berakhir pada tahun 2026.
Setelah dirinya berhenti menjadi Ketua Umum Satupena, lanjutnya, organisasi ini akan terus dan ketua umumnya akan dipilih oleh penulis lain.
"Semua punya peluang jadi ketua, termasuk 12 orang penandatangan tadi jika didukung oleh anggota Satupena," katanya.
Karena hal itu, Denny JA mengatakan, bisa dipahami bahwa Penjabat Wali Kota Payakumbuh bersedia bekerja sama dengan Satupena Sumbar dalam rencana membangun museum Yu Dafu, penulis dari Cina yang pernah tinggal di Payakumbuh.
"Satupena adalah organisasi penulis dengan ruang lingkup nasional. Semua anggotanya adalah orang Indonesia. Berbeda dengan puisi esai. Komunitas puisi esai anggotanya menyebar sampai negara ASEAN. Bahkan di Sabah, Malaysia, sudah tiga kali diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah Malaysia," ucapnya.
Menurut Denny JA, jika para penyair di Payakumbuh keberatan terhadap kehadiran puisi esai, itu adalah masalah para penyair di Payakumbuh sendiri. Perbedaan pendapat soal puisi esai ini adalah hal yang biasa saja. Sebab tidak ada hal yang disepakati oleh semua orang di muka bumi ini.
"Tidak patut untuk memberi kesan negatif terhadap Satupena berdasarkan kritik terhadap Denny JA pribadi dan puisi esai," katanya.