KSAD Tepis Anggapan RUU TNI Mau Hidupkan Lagi Dwifungsi ABRI

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Sumber :
  • ANTARA/Rio Feisal

Jakarta – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menepis anggapan RUU TNI akan menghidupkan kembali dwifungsi ABRI. Maruli mengatakan banyak pihak yang masih mengingat persoalan masa lalu.

Pembahasan UU Angkatan Siber TNI Harus Libatkan Masyarakat, Kata Pengamat

"Kalau menurut saya ada orang nyangkut ke zaman dulu lagi. Sejarah adalah tempat pembelajaran. Tapi, mari berpikir saat ini, ke depan, baru belajar dari sejarah. Jadi kalau dibilang kita orang yang berpotensi bisa menjabat di suatu tempat, ya, memang kan ada seleksinya berdasarkan kemampuan," ujar Maruli di Markas Besar TNI-AD, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2024.

VIVA Militer: Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

Photo :
Legislator PDIP Tak Setuju Pertahanan Siber Jadi Matra Keempat TNI

Ia menjelaskan, setiap prajurit TNI juga memiliki kemampuan dalam tiap bidang pendidikan. Maruli mengaku pengetahuan yang dimiliki prajurit TNI pun bisa dipraktikkan dalam berbagai kebutuhan.

"Saya dengar masih banyak bilang 'apa hubungannya tentara dengan kementerian ini?'. Ya kami juga punya dasar pendidikan lain ya. Saya punya background, S2 saya di Amerika Community Economic Development," katanya.

Kali Pepe, Saksi Pembentukan Prajurit Bintara TNI AU di Skadik 402 Lanud Adi Soemarmo

Menurutnya, tak bagus apabila anggota TNI yang memiliki keahlian dan bisa berkarya, namun dibatasi.

"Kita punya kemampuan kan sayang. Teman-teman saya di tentara ini sudah tour of duty, tour of area mengerti yang di ujung-ujung (wilayah Indonesia). Sekarang berapa persen orang yang mengerti Sabang sampai Merauke? Banyaknya kan di tentara. Kalau ada pembangunan di daerah mana, kami banyak yang lebih mengerti. Kan sayang. Bukan berarti kami harus tentara perang terus,” jelasnya.

Ia berharap masyarakat tak lagi berpikir bahwa revisi aturan tentang TNI terus menerus dikaitkan dengan munculnya kembali era orde baru melalui peran-peran tentara di semua sektor pemerintahan.

“Kalau tanya pendapat saya, ya itu pendapat saya. Bukan kita mau bikin orde baru lagi. Kok mikirnya ke situ terus. Orang-orang yang berpikir seperti ini, maaf ya, jangan berpikir masa lalu lah. Tantangan sekarang bagaimana ke depan, belajar dari masa lalu boleh. Tetapi generasi sekarang ini sejarah aja dia tahunya. Mau menguasai kementerian segala macam. Ini ada orang yang punya potensi, sayang," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya