Pengakuan Sopir Ambulans RSUD Sintang yang Minta Biaya Tambahan saat Antar Jenazah Bayi
- VIVA.co.id/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)
Kalbar – Suwardi, sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang mengaku bersalah atas tindakannya yang meminta biaya tambahan kepada keluarga pasien.
Suwardi pun mengakui telah meminta biaya tambahan di luar Perbup untuk bayar BBM mobil ambulans saat mengantar jenazah bayi ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
"Saya meminta uang untuk mengganti selisih harga BBM yang dibeli menggunakan uang pribadi," jelas Suwardi, Selasa 16 Juli 2024.
Atas tindakannya Suwardi menyatakan penyesalannya dan rasa bersalahnya karena tidak membantu orang yang sedang ditimpa musibah.
Suwardi mengakui sebelum berangkat, dirinya sudah menjelaskan ke pihak keluarga pasien bahwa mobil ambulans yang digunakan berbeda dengan mobil ambulans Perbup.
Menurut Suwardi, ambulans yang dirinya operasionalkan saat itu menggunakan BBM jenis Dexlite dengan harganya perliter Rp 14.900. Sementara berdasarkan Perbup yang ada di rumah sakit, BBM yang ditanggung sebesar Rp 9.500.Â
"Selisih BBM itu yang saya minta pada keluarga pasien," ujarnya.
Suwardi melanjutkan, saat itu keluarga pasien mengeluarkan surat sudah dibayar di kasir. Sehingga dirinya menjelaskan selisih BBM dari Rp 14.900 dikurangi sesuai aturan Perbup Rp 9.500.
"Selisih 5.400 rupiah itu yang saya minta pergantian pada pihak kelaurga," jelasnya.
Atas kejadian tersebut Suwardi mengaku bersalah dan siap menerima konsekuensi atas permasalahan yang ditimbulkannya.
"Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit. Kalau seandainya saya dipecat saya pasrah," pungkasnyaÂ
Sebelumnya diberitakan akibat sakit hati dan tak mampu membayar biaya tambahan yang dipinta sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang, jenazah bayi laki - laki diturunkan pihak keluarga dari mobil ambulans yang membawanya, di sekitar kawasan Tugu Beji, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin 15 Juli 2024.
Pihak keluarga yang sakit hati mendengar permintaan tambahan biaya ambulans memutuskan untuk keluar dari mobil dan membawa jenazah bayi ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 WIBÂ
"Kami tidak terima perlakuan seperti ini, menindas rakyat. Jangan sampai terjadi lagi, kasihan masyarakat," ucap Ojong, kakek dari jenazah bayi tersebut.