Sopir Ambulans Minta Biaya Tambahan Antar Jenazah Bayi, Keluarga Tak Mampu Akhirnya Turun di Jalan

Mobil ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang, Kalbar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)

Kalbar – Akibat sakit hati dan tak mampu membayar biaya tambahan yang dipinta sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang, jenazah bayi laki-laki diturunkan pihak keluarga dari mobil ambulans yang membawanya, di sekitar kawasan Tugu Beji, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin, 15 Juli 2024.

Peringatan BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 17-23 Desember 2024

Ojong, kakek bayi tersebut menceritakan cucunya diketahui sudah meninggal dalam kandungan sehingga usai proses lahiran pihak keluarga langsung akan membawa ke rumah duka.

Ojong mengatakan, untuk biaya pemulangan jenazah cucunya pihak keluarga sampai meminta bantuan ke salah satu anggota Dewan membayarkan biaya ambulans sebesar Rp 690.000.

Terkuak, Ada 4 Bayi yang Lahir di RS Islam Cempaka Putih Tertukar

"Uang tersebut sudah dibayarkan ke kasir RSUD Ade M Djoen Sintang," jelas Ojong, Selasa 16 Juli 2024.

ilustrasi ambulans.

Photo :
Meski Sudah Dikubur Beberapa Bulan, Pemeriksaan DNA Bayi Tertukar Masih Bisa Dilakukan

Lanjut Ojong, usai pelunasan biaya ambulans tersebut keluarga bersama jenazah cucunya berangkat menuju Desa Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir. Saat di perjalanan sopir singgah ke SPBU untuk mengisi BBM.  

"Di sinilah sopir tersebut meminta tambahan biaya untuk membayar minyak jenis Dexlite sebesar 600 ribu rupiah," terangnya.

Lanjut Ojong, pihak keluarga sudah menjelaskan tidak ada uang dan mengatakan sudah membayar uang ambulans di kasir rumah sakit.

"Sopir malah bilang ndak bisa gitu. Itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ujar Ojong menirukan perkataan sopir tersebut.

Ilustrasi Bayi Baru Lahir

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Sakit hati mendengar ucapan sopir tersebut, pihak keluarga memutuskan untuk keluar dari mobil ambulans, dan jenazah bayi laki-laki tersebut digendong sang nenek.

Ojong menceritakan lebih dari 1 jam bersitegang di lokasi, kemudian keluarga memutuskan jenazah bayi tersebut dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 WIB.

"Kami tidak terima perlakuan seperti ini, menindas rakyat. Jangan sampai terjadi lagi, kasihan masyarakat," pungkas Ojong.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya