Modal Aiswa Calon Taruni Asal Malut Ikut Seleksi Akpol: Pernah Jadi Paskibraka Nasional 2022

Calon taruni Akpol, Aiswa Djien Pandey
Sumber :
  • dok Polri

Semarang - Aiswa Djien Pandey alias Aiswa adalah satu-satunya Calon Taruni Akademi Kepolisian (Akpol) perwakilan Maluku Utara (Malut) yang lolos tingkat daerah dan kini mengikuti seleksi tingkat pusat. 

“Saya peringkat pertama, Puji Tuhan. Karena saingan saya juga sudah gugur waktu tes jasmani. Dari Maluku Utara totalnya ada lima orang (calon taruna), yang empat putra, satu putri. Saya asli Maluku Utara,” kata Aiswa usai pengisian Inventory PSI dan PMK di Komplek Akpol, Kota Semarang, Senin, 15 Juli 2024.

Suasana Akademi Kepolisian. (Foto ilustrasi).

Photo :

Aiswa yang berangkat dari keluarga kurang mampu, punya modal mentereng. Dia adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2022, masuk Pasukan 17 Sayap Kiri tim Pancasila Sakti. Ketika itu dikukuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ini (pernah jadi Paskibraka Nasional) jadi modal mental saya, karena di Paskibraka kami sudah dididik, persiapan pengibaran sebulan lebih dari 15 Juli sampai kami balik itu 29 Agustus (2022), waktu di Paskibraka Nasional saya bertugas penurunan bendera,” lanjut dia. 

Anak pertama dari tiga bersaudara itu bercerita, di desa tempat tinggalnya yakni Desa Wari, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sudah kerap membantu ayahnya bertani pala. Kontur daerah pegunungan, otomatis membuat fisik Aiswa juga terlatih. 

“Kan pegunungan, pantainya juga bagus-bagus, jadi sudah sering berenang,” sambung Aiswa yang juga atlet voli ini.

Aiswa bercerita ayahnya sebelum jadi petani, bekerja sebagai sekuriti. Sementara ibunda adalah ibu rumah tangga. Aiswa sudah terbiasa hidup berjuang sejak kecil. Berangkat dari situ juga, sang ayah kerap melatih fisiknya dengan berlari batasan waktu tertentu. Dilatih fisik ayahnya, Aiswa rutin latihan lari di Mako Brimob di Desa Kupa Kupa, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. 

Ditelepon Surya Paloh, Sherly Tjoanda Siap Gantikan Benny Laos Jadi Cagub Maluku Utara

Sembari fisiknya ditempa, Aiswa juga secara mandiri mengembangkan kemampuan akademiknya. Sadar diri berangkat dari keluarga kurang mampu, Aiswa memaksimalkan apa yang ada untuk belajar. 

“Saya berasal dari orang kurang mampu, jadi belajarnya dari online dan lewat buku saja. Saya tidak pernah ikut bimbel (bimbingan belajar) apapun,” ungkap Aiswa yang menyebut baru kali pertama ikut seleksi Akpol ini.

Alasan Parpol Pengusung Pilih Sherly Tjoanda Jadi Cagub Malut Gantikan Suami Benny Laos

Berjuang di seleksi Akpol tingkat pusat, kedua orangtuanya tidak menemani. Sebab, mereka harus tetap berada di kampung halaman untuk bertani dan mengurus keluarga. 

Presiden Jokowi Sudah Teken Nama Capim dan Calon Dewas KPK

Pada seleksi ini, Aiswa selalu memegang teguh pesan sang ayah. Bahwa usia muda hanya sekali, tidak bisa diulang kembali, sebab itu berjuang harus maksimal.  

“Papah (ayah) saya juga selalu berpesan, kalau sudah jadi orang yang berhasil, saya tidak boleh sombong. Saya harus seperti padi, semakin berisi semakin merunduk,” tandas gadis kelahiran Maluku Utara 13 Februari 2006 itu.

Calon gubernur Maluku Utara, Husain Alting Sjah (Dok. Istimewa)

Sultan Husain Alting Sjah Sebut Pilkada Momentum Selamatkan Martabat Rakyat

Pasangan cagub-cawagub nomor 1 Maluku Utara (Malut) Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid meminta kepada seluruh masyarakat untuk memilih pemimpin yang jelas asal usulnya.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024