Polemik Pencopotan Dekan FK Unair oleh Rektor: Semula Gegeran Berakhir Ger-geran 

Rektor Unair Prof M Nasih (kanan) bersama Dekan FK Unair Prof Budi Santoso
Sumber :
  • Ist

VIVA – Dua sosok profesor itu menyunggingkan senyum. Keduanya saling berpelukan erat, agak lama, seperti sahabat lama tak jumpa. Mereka bersalaman ala komando sambil menghadap kamera, seketika tawa pecah. 

Selepas Ashar, suasana Masjid Ulul' Azmi, Kampus C, dekat ruang Rektorat Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, begitu hangat. Raut wajah bahagia terpancar dari kedua guru besar tersebut.

Profesor Mohammad Nasih melakukan islah dengan Profesor Budi Santoso atau yang akrab disapa Prof Bus, setelah sepekan terakhir berpolemik dengan keputusannya memberhentikan Prof Bus dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair. 

Rektor Unair itu mengembalikan jabatan Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair, sekaligus membatalkan keputusan pemberhentian Prof Bus sebelumnya, yang menuai polemik.

Rektor Unair Prof M Nasih dan Prof Bus di masjid kampus Unair Surabaya.

Photo :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Nasih mengatakan pembatalan keputusan pemberhentian Prof Bus sebagai Dekan FK Unair dilakukan setelah membaca surat Prof Bus, dan bersandar pada pertimbangan yang matang. Akhirnya diputuskan Prof Bus diangkat kembali menjadi Dekan FK Unair.

"Kami bisa paham apa yang disampaikan Prof Bus. Karena ada alasan bagi kami untuk mengangkat beliau sebagai dekan, ya kami angkat kembali," katan Prof Nasih saat konferensi pers di Kampus  Unair Surabaya, Selasa, 9 Juli 2024.

Prof Nasih belum mau mengungkap yang mendasari pemberhentian terhadap Prof Bus dari Dekan FK Unair. Dia hanya menyebut bahwa saat ini pihaknya fokus terhadap masa depan Unair. "Itu masa lalu, yang penting sekarang kami fokus ke depan untuk Unair yang kita cintai," ujarnya

Menurutnya, dinamika yang kemarin terjadi adalah hal yang biasa, layaknya orang pacaran lalu ada masalah, dan bisa tiba-tiba putus. "Jadi tidak usah baperan. Tapi Insya Allah semua sudah oke, kami sudah baca surat Prof Bus dan sudah kami angkat kembali jadi Dekan Fakultas Kedokteran," ungkapnya. 

Nasih meminta maaf karena polemik ini menimbulkan kegaduhan. Ia meminta masalah ini diakhiri. "Selanjutnya tentu saya memohon maaf kalau ada kawan-kawan media, karena cerita serial ini sudah berakhir sampai di sini. Itu masa lalu, sekarang fokus ke depan untuk Unair yang dicintai bersama," katanya.

Dia menegaskan, mulai besok (red-Rabu 10 Juli 2024), Prof Bus kembali berkantor sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Budi Santoso

Photo :
  • Ist

Sementara itu Prof. Bus bersyukur semua dinamika yang terjadi sudah berakhir. Dia pribadi meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi kepada Rektor Unair.

"Alhamdulillah semuanya sudah berakhir. Saya secara pribadi mengaturkan permohonan maaf kepada bapak rektor, mungkin saya bermaksud untuk mewakili diri pribadi tapi mungkin terlalu kelewatan, sehingga daya menggunakan institusi, ini yang mungkin salah saya," kata Prof Bus

Dia juga bersyukur Rektor Unair telah memaafkan dan memberinya kesempatan kembali sebagai Dekan Fakultas Kedokteran. "Alhamdulillah bapak rektor sudah memaafkan dan semuanya saya serahkan kembali ke bapak rektor," ujarnya.

Terpisah, Guru Besar Hukum Tata Negara, Mahfud MD, yang menyoroti pemberhentian Prof Bus sebagai Dekan FK Unair, menyambut baik upaya islah yang dilakukan Rektor Unair Prof M Nasih, dengan mengembalikan jabatan Dekan FK Unair kepada Prof Budi Santoso yang sempat diberhentikan.

"Cara yang sangat baik telah diambil Unair. Rektor Prof. Nasih mengembalikan jabatan Dekan FK kepada Prof. Budi Santoso setelah sempat diberhentikan. Penyelesaian ala Jawa Timuran yangmenyejukkan. Gegeran diakhiri dengan gher-gheran. Tabik untuk sahabat-sahabat terbaik di UNAIR," ujar Mahfud melalui akun X resmi, Selasa.  

Cabut Pembekuan BEM FISIP Unair, Dekan: Mereka Sepakat Tak Lagi Kritik dengan Diksi Kasar

Tolak Dokter Asing

Diketahui, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair, terhitung Rabu, 3 Juli 2024. 

Kronologi BEM Fisip Unair Dibekukan Usai Pasang Karangan Bunga Prabowo-Gibran

Kabar tersebut berawal dari pernyataan Prof Bus yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu, 3 Juli 2024.

Mendikti Saintek Telepon Rektor Minta Pembekuan BEM FISIP Unair Dibatalkan

Dalam pernyataannya, Prof Bus berpamitan kepada sekitar 300an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.

"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Prof Bus dalam WAG tersebut.

Pencopotan Prof Bus sebagai Dekan FK Unair ditengarai karena sikapnya yang menolak wacana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia.  

Saat dikonfirmasi, Prof Bus membenarkan pencopotan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair. Ia juga membenarkan pesan berisi pamitan di sebuah grup WhatsApp dosen FK Unair sebagai bentuk kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior.

"Benar, itu pesan dari saya di grup dosen FK Uniar. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya.

Menurut Budi Santoso, ia dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin, 1 Juli 2024, untuk mengklarifikasi pernyataan Budi menolak program dokter asing di Indonesia. Sedangkan, keputusan pemberhentian ia terima hari ini.

Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan Unair dengan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.

"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya.
 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya