Fredrich Yunadi Sarankan Polda Jabar Laporkan Hakim Eman ke Komisi Yudisial

Fredrich Yunadi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Jakarta – Praktisi hukum Fredrich Yunadi, memberikan tanggapannya mengenai sidang Praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Jawa Barat. Menurut Fredrich, dia telah mempelajari putusan Praperadilan yang ditangani oleh Hakim Pengadilan Negeri Bandung, Eman Sulaeman.

Tiga Ahli Paparkan Kejanggalan Hukum di Persidangan Peninjauan Kembali Alex Denni

Fredrich mengatakan, dalam membuat keputusan, Hakim Eman dinilai melakukan banyak penyimpangan. Oleh karena itu, Fredrich menyarankan Polda Jabar laporkan Hakim Eman ke Komisi Yudisial.

"Saya suka mempelajari putusan baper yang ini memang saya menemukan banyak catatan-catatan, Saya tidak punya wewenang mengatakan ada kekeliruan," kata Fredrich, Selasa malam 9 Juli 2024.

Jadikan Tom Lembong Tersangka, Kejagung Disebut Turunkan Kredibilitasnya

Hakim Eman Sulaeman

Photo :
  • Tangkapan layar tvOne

Fredrich menyebut bahwa di Indonesia saat ini berlaku hukum positif. Sehingga menurutnya Hakim tidak berwenang dalam hal ini melakukan penafsiran terhadap hukum.

Roy Marten dan Amstrong Sembiring Sepakat untuk Perjuangkan Hal Ini

"Hukum itu Kaku, kita hanya mengikuti apa yang tertera dalam hukum tersebut dan Apa penjelasan dalam ayat per ayat, pasal per pasal," ujar Fredrich.

Dalam sidang Praperadilan ini, menurut Fredrich, hakim membuat penyimpangan dengan menafsirkan sendiri aturan hukum. "Dalam pertimbangan MKRI halaman 98 alinea 13 hingga alinea 24, putusan MKRI nomor 21 PUU 2014, sebagai dasar landasan hukum yang diterapkan dalam pemeriksaan hingga praperadilan, itu tentu adalah keliru dan tanpa alat hukum,"kata Fredrich

Fredrich menyebut hakim medalihkan dengan pasal 31 Perkap 14 tahun 2012 dimana tersangka yang telah dipanggil untuk pemeriksaan dalam rangka penyidikan perkara sampai lebih dari 3 kali, dan ternyata tidak jelas keberadaannya, dapat dicatat dalam daftar pencarian orang dan dibuatkan surat pencarian orang. "Ini pasalnya sangat jelas, tetapi ditafsirkan oleh Hakim, bahwa ini adalah peraturan, bahwa baru bisa masukkan ke DPO kalau sudah diperiksa 3 kali. Ini penafsiran dari mana?" Ujarnya

Terdakwa kasus merintangi penyidikan kasus korupsi KTP elektronik Fredrich Yunadi

Photo :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Dia menyebut Hakim Eman telah melakukan kealahan. "Kalau yang kemarin (tindakan hakim) ya Salah, Keliru," Ujarnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan Polda Jabar untuk melaporkan Hakim Eman ke Komisi Yudisial. "Dalam hal ini yang jelas saya hanya menyarankan kepada pihak Polda Jawa Barat khususnya, ini buat laporan ke KY. Bahwa dalam hal ini telah terjadi yang namanya penyalahgunaan di luar kewenangan yang ada, dalam hal ini etika telah dalam hal ini diduga dilanggar," ujarnya.

Tom Lembong saat tangannya diborgol usat ditetapkan tersangka korupsi impor gula

Belum Ada Hasil Audit, Ahli Hukum: Penetapan Tersangka Tom Lembong Prematur

Ahli hukum acara pidana menilai penetapan tersangka Tom Lembong dalam kasus dugaan korupsi impor gula masih prematur, ini karena belum adanya hasil audit.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024