Korban Tewas akibat Tambang Longsor di Gorontalo Capai 20 Orang dan 51 Warga Belum Ditemukan
- ANTARA/Zulkifli Polimengo
Bone Bolango - Korban tewas akibat longsor besar yang meratakan lubang penambangan emas tanpa izin di Desa Tulabolo, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu, 7 Juli 2024, mencapai 20 orang, dan 51 orang masih hilang, berdasarkan data yang dimutakhirkan pada Selasa, 9 Juli.
Sesuai data Posko Poduwoma Kecamatan Suwawa Timur, sebanyak 46 orang selamat dari longsor maut tersebut. Pada Selasa, Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin mengunjungi posko.
"Semoga upaya evakuasi hari ini berjalan lancar. Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Gorontalo, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan," kata Salahuddin.
Posko tersebut dikelola oleh tim gabungan yang terdiri dari aparat Kepolisian, TNI, Badan SAR, Badan Penanggulangan Bencana, dan Dinas Kesehatan untuk membantu korban longsor dan korban meninggal dunia.
Sementara itu, pada Selasa, Polres Gorontalo mengirimkan helikopter untuk membantu pengambilan jenazah penambang yang tewas akibat longsor.
Helikopter tersebut mengevakuasi 7 jenazah karena sulitnya akses ke lubang penambangan telah menghambat upaya penyelamat.
Tim penyelamat gabungan harus berjalan sekitar 23,7 kilometer untuk mencapai lokasi longsor, menurut kepolisian Gorontalo.
Enam dari 7 jenazah yang dievakuasi dari lokasi longsor melalui angkutan udara teridentifikasi bernama Arjun Djafar, Hendra Pakaya, Ferdi Tune, Aryanto Yusuf, Roy Pusini, dan Risno Djafar, sedangkan satu orang lagi belum diketahui identitasnya.
Pada hari Selasa, tim penyelamat juga menggunakan tandu untuk mengambil dua jenazah lainnya dan memindahkan mereka ke pos yang telah disiapkan oleh polisi setempat dan petugas medis dari kantor kesehatan untuk pemeriksaan post-mortem.
Kerabat para penambang emas yang tewas tertimbun tanah longsor terlihat berbondong-bondong mendatangi posko untuk mengidentifikasi jenazah yang datang.
Pada Senin, tim penyelamat telah mengevakuasi 11 jenazah. Sepuluh orang di antaranya yang berhasil diidentifikasi adalah Fatma Apita, Dewa Saputra Kunye, Samsiar Buhungo, Alfin Manengge, Lukman, Alfian Mamonto, Ramat Nurhamidi, Rina Mohamad, Ramlah Kumuriah, dan Rudin Kunye.
Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Heriyanto sebelumnya mengatakan tim penyelamat melanjutkan operasi SAR pada Senin pagi setelah dihentikan pada Minggu malam karena jarak pandang yang buruk dan kondisi jalan yang tidak memadai.
Menurut Heriyanto, hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Gorontalo pada Sabtu menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor.
Beberapa jembatan yang menghubungkan akses jalan menuju lubang penambangan emas yang terletak jauh dari permukiman warga ambruk. (ant)