Saka Tatal Terancam 2 Pasal Jika Peninjauan Kembalinya di Pengadilan Gagal

Saka Tatal
Sumber :
  • YouTube @tvOne

Jakarta – Saka Tatal, salah satu terpidana kasus Vina Dewi dan Muhammad Rizky (Eki) di Cirebon yang sudah menjalani hukuman, terancam terjerat dua pasal jika peninjauan kembalinya di Pengadilan Negeri Cirebon gagal. Pasal pertama yakni UU ITE Pasal 27 Ayat 3 tentang penyebaran berita bohong dan Pasal 310 ayat 1 KUHP tentang pencemaran nama baik.

Sidang PK 6 Terpidana Kasus Vina Cirebon Digelar Terbuka, Bukan Kasus Asusila

Alasan Saka Tatal bisa dikenakan pasal penyebaran berita bohong dan pencemaran nama baik karena polisi mengungkapkan bahwa Saka Tatal cenderung berbohong saat diperiksa dan dimintai keterangan. Pernyataan Saka dianggap seringkali berubah-ubah yang menunjukkan bahwa ia tidak memberikan informasi yang akurat.

“Saka menyampaikan hal-hal yang tentunya memiliki konsekuensi hukum yang apabila tidak bisa dikuatkan, dibuktikan dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, maka yang bersangkutan bisa dikenakan Undang-Undang ITE," kata mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi, pada Jumat, (5/7/2024).

Sidang PK 6 Terpidana Kasus Vina Digelar Hari Ini, Kuasa Hukum Terpidana: Banyak Bukti Baru

Mantan Kabareskrim Polri Ito Sumardi

Photo :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

Ito juga menyampaikan bahwa masyarakat harus menunggu hasil keputusan, karena jika PK Saka dikabulkan oleh Mahkamah Agung, maka kedua pasal yang memberatkan Saka otomatis akan gugur.

Ady Hariyadi Bingung Disebut Jadi Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon

"Sehingga di sini kita perlu menunggu dulu kalau memang nanti PK yang bersangkutan diterima oleh Mahkamah Agung tentunya ini semua gugur," lengkapnya.

Pegi Setiawan bersama kuasa hukum usai bebas dari rumah tahanan Polda Jabar

Photo :
  • Ist

Sebelumnya, Pegi Setiawan dinyatakan bebas oleh pengadilan setelah ia menghadapi tuduhan dari Polda Jawa Barat. Kapolri menetapkan Pegi Setiawan sebagai tersangka Vina dan Eky pada tahun 2016 berdasarkan surat ketetapan yang menyatakan bahwa ia adalah otak dari pembunuhan.

Keputusan hakim ini menandakan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk menyalahkan Pegi Setiawan. Kebebasan Pegi Setiawan lantas diharapkan dapat memberikan kembali kehidupan yang normal bagi dirinya dan keluarganya.

Setelah pemberitaan pembebasan Pegi Setiawan, Saka Tatal bersama kuasa hukumnya berharap agar keputusan awal penetapan dirinya sebagai tersangka dapat diperiksa ulang dengan lebih teliti. Oleh karena itu, ia melakukan Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Cirebon pada Senin, 8 Juli 2024.

Saka Tatal berpendapat bahwa ada kesalahan dalam proses hukum yang telah dilakukan dan ia ingin mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kebenarannya.

"Akan ada kejutan-kejutan untuk rakyat Indonesia, terutama terkait masalah novum PK kami. Bahwa di sini disebutkan adanya pemerkosaan dan pembunuhan, seperti yang diberitakan selama ini. Kejadian itu tidak seperti apa yang disampaikan dalam kronologis yang dirangkai, sudah terencana," kata salah satu kuasan hukum Saka Tatal di Pengadilan Negeri Kota Cirebon, Senin (8/7/2024) dilansir dari YouTube tvOne.

Menurut kuasa hukum Saka Tatal, tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan yang telah diberitakan sebelumnya, tidak sesuai dengan kronologis yang telah disusun, sehingga mengindikasikan bahwa semuanya telah direncanakan oleh kepolisian.

“Kami meragukan dari awal penyidikan, proses penyidikan hingga sampai bahwa adanya putusan, (hal itu) pasti terencana dengan baik. Justru adanya PK ini kami berharap bahwa PK Saka akan dikabulkan,” ungkapnya.

Agar tidak terancam pasal penyebaran berita bohong dan pencemaran nama baik, Saka Tatal dan kuasa hukum harus memenangkan pengadilan seperti Pegi Setiawan. Oleh karena itu, diperlukan bukti-bukti dan novum yang kuat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya