Jokowi Tegaskan Semua Server Harus Punya Backup Data
- Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada seluruh pihak di pemerintahan agar mempunyai cadangan atau backup data server. Hal tersebut menjadi penting karena server di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Indonesia telah diretas beberapa waktu lalu dan tidak ada backup.
"Yang paling penting adalah semua data yang kita miliki itu harus di-backup," ujar Jokowi di RSUD Sinjai, Sulawesi Selatan, Kamis, 4 Juli 2024.
Dengan memiliki backup data, Jokowi menilai akan memudahkan proses perlindungan data masyarakat jika terjadi hal-hal yang bersifat merusak data tersebut.
"Sehingga, kalau ada apa-apa, kita sudah siap," kata Jokowi.
Sebagai informasi, serangan terhadap sistem PDNS 2 telah dilakukan sejak 20 Juni lalu akibat serangan Ransomware Lockbit 3.0. Serangan tersebut mengunci data-data penting di dalam sistem. Akibatnya, sebagian besar data di pusat data yang digunakan oleh 282 institusi pemerintah pusat dan daerah terkunci dan tidak dapat diakses.
Untuk membuka data yang terkunci tersebut, diperlukan kunci dekripsi. Pemerintah kemudian mengklaim bahwa para pelaku uang sebesar US$8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar sebagai tebusan untuk memberikan kunci dekripsi tersebut. Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan bahwa mereka tidak akan mengabulkan permintaan tersebut.
Kemudian, Kelompok peretas atau hacker yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2, yang dikenal dengan nama Brain Cipher, akhirnya mengembalikan data dengan memberikan tautan kunci dekripsi secara gratis.
Tautan ini diklaim dapat membuka data yang terkunci akibat serangan ransomware yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Meskipun begitu, mereka masih mengeluarkan ancaman tambahan.
Dalam sebuah unggahan dalam akun X (dulunya Twitter) milik @stealthmole_int, perusahaan keamanan siber Singapura StealthMole, Brain Cipher mengatakan mereka menunggu konfirmasi bahwa tautan kunci tersebut bisa berfungsi dan berhasil memulihkan data.
"Kami menunggu pihak kedua secara resmi mengonfirmasi bahwa kuncinya berfungsi dan data dipulihkan-hanya setelah itu kami akan menghapus data secara permanen," tulis peretas tersebut dalam bahasa Inggris yang dikutip pada Kamis, 4 Juli 2024.