Prof Bus Dipecat, Puluhan Guru Besar Unair Aksi Protes di Halaman Kampus

Civitas akademika FK Unair aksi protes atas pemecatan Prof Bus dari jabatan Dekan FK.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Surabaya – Ratusan orang dari civitas akademika Fakultas Kedokteran memenuhi halaman Kampus A Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 4 Juli 2024, siang. Mereka beraksi menyuarakan protes atas pemberhentian Profesor Budi Santoso alias Prof Bus, diduga karena menolak kebijakan impor dokter asing.

Ribut Pemecatan Dekan FK Unair, Ternyata Ini 4 Alasan Menkes Ingin Datangkan Dokter Asing

Ada puluhan guru besar FK Unair ikut serta dalam aksi tersebut. Dimulai sejak pukul 13.00 WIB, aksi diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Unair, lalu dilanjutkan dengan pembacaan petisi. Setelah itu, secara bergantian beberapa dari guru besar yang hadir berorasi di depan.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Budi Santoso

Photo :
  • Ist
Sosok Prof Bus di Mata Sivitas Akademika FK Unair

Salah satu yang hadir ialah Profesor Puruhito, mantan Rektor Unair. Dia mengatakan bahwa ia dan seluruh peserta aksi menolak pemecatan Prof Bus dari jabatan Dekan FK Unair. Ia menuntut pimpinan Unair mengembalikan jabatan Prof Bus. 

Puruhito menilai, keputusan pimpinan kampus memecat Prof Bus tidak berdasar. Semua syarat untuk memberhentikan Prof Bus tidak terpenuhi.

Dekan FK Unair Dicopot Gara-gara Tolak Dokter Asing, Menkes Budi Sadikin Bantah Intervensi

"Prof Bus belum waktunya mengundurkan diri, Prof Bus masih sehat, Prof Bus tidak sakit, Prof Bus tidak studi lanjut, Prof Bus tidak mengundurkan diri, Prof Bus tidak masuk penjara atas keputusan pengadilan yang tetap. Itu syarat untuk memecat seorang dekan atau wakil dekan di Universitas Airlangga," ujar Puruhito.

Selain itu, lanjut dia, pemecatan juga harus melalui tahapan, tidak ujuk-ujuk. Harus melalui persetujuan Senat Universitas Airlangga. "Dan sekarang harusnya juga atas persetujuan Majelis Wali Amanah. 3 syarat ini ditambah 5 syarat dasar rupanya tidak dipenuhi oleh pimpinan," tandas Puruhito.

Karena itu, pemecatan Prof Bus dinilai Puruhito dan peserta aksi janggal. Pihaknya beserta para Civitas Akademika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pun merasa prihatin dan berduka cita atas keputusan tersebut.

Menurut Puruhito, semestinya Prof Bus diapresiasi, bukan sebaliknya. Selama menjadi dekan, Prof Bus telah membawa FK meraih kemajuan besar. Peringkat Unair naik ke Posisi 308 menurutnya lebih banyak karena kontribusi Fakultas Kedokteran semasa dipimpin Prof Bus.

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair)

Photo :
  • Youtube Keke Genio

Puruhito menyebut, Prof Bus adalah sosok kebanggaan keluarga besar Unair karena yang bersangkutan selama menjadi dekan telah membawa kemajuan besar bagi Fakultas Kedokteran. "Justru di tangan dialah Unair mengalami kemajuan pesat," katanya.

Prof Bus diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair sejak Rabu, 3 Juli 2024, lalu. Keputusan pihak Kampus diduga karena Prof Bus menyuarakan penolakan atas program impor dokter asing yang diberlakukan pemerintah, dalam hal ini Menteri Kesehatan RI.

Prof Bus membenarkan bahwa dirinya dipecat dari jabatan Dekan FK. Ia juga mengiyakan bahwa itu adalah konsekuensi yang diterima akibat suara lantangnya menyuarakan penolakan impor dokter asing. "Proses saya dipanggil berkaitan dengan itu," katanya.

Prof Bus mengaku dipanggil oleh Rektor Unair pada Senin, 1 Juli 2024. Setelah itu ia diberhentikan secara resmi dari Dekan FK sejak Rabu kemarin. "Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda," ujarnya memberikan penjelasan kepada wartawan.

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia, menjelaskan bahwa pertimbangan pimpinan Unair dalam memberhentikan Prof Bus merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan, khususnya di lingkungan FK Unair. 

"Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," tulis Martha dalam keterangan tertulisnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya