Dekan FK Unair Dicopot Gara-gara Tolak Dokter Asing, Menkes Budi Sadikin Bantah Intervensi

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito (Jakarta)

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menepis keterlibatannya dalam pemecatan   Prof Dr Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya. 

Indonesia Pushes for Increased Local Drug Production

Menkes Budi Gunadi mengaku heran kejadian pemecatan Prof Budi Santoso yang dikaitkan dengan intervensi Kemenkes.

"Heran saya, kok dikaitkan dengan Kemenkes. Unair tidak di bawah Kemenkes, tidak ada wewenang saya di sini, saya juga tidak ada kontak apapun dengan Unair terkait masalah ini," katanya melalui pesan singkat.

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menegaskan intervensi Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam proses pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof Budi Santoso, sebagai fitnah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Kemenkes dorong Produksi Obat dalam Negeri agar Tak Bergantung Produk Impor

Kabar terkait intervensi tersebut dikaitkan dengan sikap pribadi Prof Budi Santoso yang sebelumnya menolak program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing ke Indonesia.

"Informasi yang mengatakan Menkes mengontak Rektor Unair untuk meminta memberhentikan Dekan Fakultas Kedokteran merupakan fitnah dan hoaks," ujar Mohammad Syahril dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan Kemenkes tidak membawahi Unair dan tidak memiliki wewenang mengatur Unair. "Informasi yang beredar seolah Kemenkes akan mendatangkan 6.000 dokter warga negara asing juga hoaks," katanya.

Dekan FK Unair Dicopot

Sebelumnya diberitakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair. 

Kabar tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu, 3 Juli 2024.

Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.

"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Budi Santoso

Photo :
  • FK Unair

Pencopotan Prof Budi Santoso sebagai Dekan FK Unair ditengarai karena sikapnya yang menolak wacana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia. 

Saat dikonfirmasi, Prof Budi Santoso membenarkan pencopotan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair. Ia juga membenarkan pesan berisi pamitan di sebuah grup WhatsApp dosen FK Unair sebagai bentuk kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior.

"Benar, itu pesan dari saya di grup dosen FK Uniar. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya.

Menurut Budi Santoso, ia dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin, 1 Juli 2024, untuk mengklarifikasi pernyataan Budi menolak program dokter asing di Indonesia. Sedangkan, keputusan pemberhentian ia terima hari ini.

Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan Unair dengan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.

"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya. (ant) 

Ilustrasi dokter. (Unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Ministry Prioritizes Oncology Education Abroad for Future Medical Excellence

The Indonesian government will send 100 doctors abroad annually for further study to increase the number of oncology specialists who can provide better cancer treatment..

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024