Jokowi Revisi Target Penurunan Stunting 2024, Akui Terlalu Ambisius

Jokowi buka Rakernas Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merevisi target penurunan stunting direvisi yang semula pada 2024 di bawah angka 14 persen maka kini menjadi di bawah 20 persen sesuai standar Sustainable Development Goals (SDGs).

Simulasi Pemberian Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di 4 Sekolah Sulawesi Utara

Menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, revisi target tersebut juga sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024 sangat ambisius.

"Kemarin target itu kita maksimalkan ya, karena melihat capaiannya pada akhir-akhir itu cukup bagus. Tetapi kan Bapak Presiden juga sudah menyampaikan bahwa 14 persen itu memang sangat ambisius. Karena itu ya nanti akan kita lihat tahun 2024 seperti apa," kata Muhadjir saat ditemui usai perayaan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Juni 2024.

Nasdem Terbuka jika Jokowi Ingin Gabung Usai Dipecat PDIP

Pemberian imunisasi dan vitamin ke anak guna mencegah stunting

Photo :
  • Istimewa

Namun demikian, Muhadjir mengatakan bahwa pihaknya tetap menargetkan stunting di bawah 20 persen pada 2024 sampai 2025.

Sekjen Blak-blakan Bilang Projo Siap Berubah Jadi Partai jika Diperintahkan Jokowi

"Tapi paling tidak, mudah-mudahan tahun 2024 kita sudah berada di bawah 20 persen sesuai dengan ketentuan di dalam SDGs. Jadi kita menargetkan tahun 2025, stunting kita sudah di bawah 20 persen," kata Muhadjir.

Hingga kini, Pemerintah masih berupaya mempercepat input Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat berbasis elektronik (e-PPGBM) di seluruh wilayah Indonesia, di mana hingga kini sudah 92,29 persen data yang masuk.

"Dan  sampai hari ini sudah 92,29 persen balita yang sudah ditimbang dan diukur dan sudah diketahui statusnya termasuk yang stunting ya," ungkap Muhadjir.

Pada Minggu (30/6), diharapkan data yang masuk mencapai 100 persen agar dapat digunakan sebagai basis penyusunan program penanganan stunting berikut.

"Tinggal esok. Kita harap mendekati 100 persen. Dan itulah nanti kita pakai sebagai patokan di samping Suvei Kesehatan Indonesia (SKI), juga hasil sensus ini (e-PPGBM), hasil pengukuran dari masyarakat ini. Itu yang nanti akan kita jadikan titik tolak untuk merancang penanganan stunting ke depan," tutur dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah menetapkan penurunan angka gagal tumbuh atau stunting hingga mencapai 14 persen di tahun 2024. 

“Target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024 ini harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” kata Presiden, Rabu, 25/1.

Presiden menyampaikan, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan. Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

“Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak,” ujarnya.(ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya