Santriwati Korban Perundungan di Lombok Meninggal Dunia

Santriwati berinisial NI (14) meninggal dunia diduga menjadi korban perundungan rekannya. (istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

VIVA – Seorang santriwati asal Ende, Nusa Tenggara Timur berinisial NI (14 tahun) meninggal dunia pada Sabtu, 29 Juni 2024. Ia sebelumnya menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soedjono Selong, Lombok Timur setelah mengalami bullying atau perundungan.

Seorang Pria Gantung Diri di Fly Over Cimindi, Unggahan Terakhir di Medsos Jadi Sorotan

Tim Pengacara Korban, Yan Mengandar Putra mengatakan, NI meninggal dunia usai 16 hari mengalami kritis dan dilarikan ke rumah sakit.

“Korban meninggal dunia pagi tadi Sabtu 29 Juni 2024 setelah 16 hari mengalami kritis dan dirawat di RSUD dr. Soedjono Selong,” katanya.

Dosen Unhas Diduga Lecehkan 4 Mahasiswi di Kampus: Pipi Dicium, Leher Dielus

Yan menjelaskan, NI meninggal dunia pukul 10.30 Wita di rumah sakit. Jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Ende – NTT.

“Rencananya dimakamkan di tanah kelahirannya Ende – NTT. Mengenai apa keluarga setuju untuk di-autopsi, belum dapat dikonfirmasi sampai sekarang,” ujarnya.

Detik-detik Kontainer Lepas dari Truk di Jakarta Utara

NI merupakan santriwati yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari, Lombok Barat.

Korban mulai sakit pada 12 Juni 2024 lalu usai diduga mendapat tindakan kekerasan oleh rekannya. Kemudian pada 14 Juni korban sempat dilakukan rawat jalan. Pada 15 Juni korban kemudian mendapat perawatan di sebuah klinik di Lombok Timur.

Dipukul dengan Kayu dan Sajadah

Ilustrasi bullying.

Photo :
  • bullyingproject.com

Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi mengungkapkan korban dirujuk ke RSUD dr. Soedjono Selong oleh ayahnya yang telah tiba dari NTT pada 24 Juni 2024. Hari yang sama korban mengalami hilang kesadaran.

“Sebelum hilang kesadaran korban menyampaikan bahwa dia menjadi korban pemukulan oleh tiga orang temannya, menggunakan kayu dan sajadah. Sekarang korban sedang kritis,” kata Joko Jumadi.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Soedjono Selong, dr. Yahsir Wahyu Purnomo, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan medis, ada indikasi korban terkena benturan benda tumpul.

Benturan tersebut menyebabkan pendarahan subaraknoid atau pendarahan pada ruang antara otak dan jaringan yang menutupi otak.

“Yang kita temukan dari hasil pemeriksaan adalah adanya benturan benda tumpul,” kata Yahsir.

Pendarahan korban yang cukup parah menyebabkan korban tak sadarkan diri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya