Ombudsman Periksa Kepsek SMAN 8 Medan Terkait Siswi Viral Tinggal Kelas

Kepsek SMA Negeri 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba (tengah).(B.S.Putra/VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Sumatera Utara – Perwakilan Ombudsman RI Sumatera Utara menjadwalkan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba atas kasus viral siswi berinsial MSF karena tinggal kelas.

"Tim Ombudsman RI, akan melakukan pendalaman lebih lanjut dengan meminta keterangan Kepala SMA Negeri 8 Medan pada tanggal 26 Juni 2024 dan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Abdul Haris Lubis," ucap Pjs. Kepala Perwakilan Ombudsman RI, James Marihot Panggabean pada Rabu, 26 Juni 2024.

Kepsek SMA Negeri 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba (tengah).(B.S.Putra/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Di mana, Ombudsman Sumatera Utara sudah melakukan klarifikasi atau pemeriksaan terhadap siswi SMA Negeri 8 Medan, yang viral karena tinggal kelas berinisial MSF bersama orang tuanya, Coky Indra di Kantor Ombudsman Sumatera Utara, di Kota Medan pada Selasa, 25 Juni 2024.

Pjs. Kepala Perwakilan Ombudsman RI, James Marihot Panggabean menjelaskan klarifikasi ini untuk menggali informasi terhadap siswi duduk di bangku XI IPA itu dan bapaknya tersebut, atas keputusan MSF tinggal kelas itu.

"Jadi, Ombudsman menyampaikan bahwa berdasarkan hasil permintaan keterangan ditemukan beberapa informasi atau penting dalam klasifikasi tersebut," ucap James.

Pertama, James mengungkapkan berawal dari pertemuan antara pihak SMA Negeri 8 Medan dengan melakukan sosialisasi Biaya Operasional Pendidikan (BOP) pada Desember 2023 lalu.

"Pihak SMA Negeri 8 Medan melaksanakan sosialisasi dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Tahun Pelajaran 2023/2024. Pada sosialisasi tersebut, orang tua MSF menanyakan beberapa hal, khususnya terkait bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu, apakah dapat dibebaskan dari biaya pendidikan," jelas James berdasarkan klarifikasi tersebut.

Sakit Hati Dibilang Anak Haram, Pria di Asahan Bunuh Tetangganya

James mengatakan pada saat sosialisasi tersebut, pihak sekolah tidak menjawab pertanyaan orang tua siswi MSF. Namun, justru Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba marah kepada peserta rapat sosialisasi dan menutup rapat sosialisasi tanpa menjawab pertanyaan orang tua siswa.

"Kemudian, menyampaikan pengaduan ke Gubernur Sumatera Utara, Polda Sumut, DPRD Sumut dan Dinas Pendidikan Sumut, disampaikan orang tua MSF, dengan melaporkan adanya dugaan penyimpangan atau penyalahgunaan dana sekolah pada bulan Maret 2024. Karena jawaban orang tua MSF, saat sosialisasi diselenggarakan pihak SMA Negeri 8 Medan tidak terjawab," kata James.

Aksi Keji HFN Bunuh Siswi SMP, Rampas Motor dan Perkosa Korban

Selanjutnya, Guru Bimbingan Konseling SMAN 8 Medan mengundang Orang tua MSF pada 10 Juni 2024, dengan diminta untuk hadir ke sekolah anaknya tersebut.

"Berdasarkan surat panggilan dari Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 8 Medan itu, karena MSF memiliki banyak ketidakhadiran. Pada tanggal 11 Juni 2024, Ibunda MSF memenuhi undangan pihak sekolah terkait jumlah ketidakhadiran untuk menemui Guru Bimbingan Konseling," jelas James.

11 Daerah Tak Usulkan UMK dan UMSK Tahun 2024, Ini Penjelasan Kadisnaker Sumut

Dalam pertemuan itu, James mengatakan Ibu MSF menjelaskan ketidakhadiran anaknya dengan alasan sakit, dan setiap tidak hadir ke sekolah tanpa keterangan karena sakit itu selalu memberitahukan kepada Guru Bimbingan Konseling melalui pesan WhatsApp. 

"Pada pertemuan antara Guru Bimbingan Konseling dengan Ibunya dan MSF. Guru Bimbingan Konseling tidak menyampaikan terkait ketidaklulusan MSF jika ketidakhadiran sejumlah 34 hari," kata James.

"Namun, pada pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan surat pernyataan yang salah satu isinya meminta agar Ayahanda Maulidza untuk menjumpai Kepala SMA Negeri 8 Medan," ucap James kembali.

Kemudian, Coky Indra selaku ayah MSF mendatangi sekolah dan bertemu dengan Rosmaida di SMAN 8 Medan, pada 12 Juni 2024.

"Pelapor (ayah MSD) datang ke SMA Negeri 8 Medan dan pihak Kepala Sekolah menyampaikan beberapa hal, salah satunya memfokuskan terkait pengaduan ayah MSF ke beberapa instansi," kata James.

Berdasarkan beberapa informasi tersebut, James mengatakan hasil pemeriksaan Tim Ombudsman RI disimpulkan sementara ada 2 hal yang menjadi catatan penting, yakni MSF selalu menyampaikan pesan melalui WhatsApp kepada Guru Bimbingan Konseling SMAN 8 Medan terkait ketidakhadirannya karena kondisi sakit.

"Kedua, pihak SMA Negeri 8 Medan hanya satu kali meminta informasi kepada orang tua MSF dan MSF terkait ketidakhadirannya, dan hal itu pun dilakukan pada bulan Juni 2024 sebelum pembagian raport," ucap James.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya