Bantah Ikut Tawuran, Ini Alasan Afif Maulana Ada di TKP hingga Ditemukan Tewas Penuh Lebam
- tvOne/Wahyudi Agus
VIVA – Keluarga berupaya tegar merelakan kepergian Afif Maulana, bocah 13 tahun di Padang, Sumatera Barat, yang ditemukan tewas mengambang di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, pada Minggu pagi, 9 Juni 2024.
Kuat dugaan, bocah yang beralamat di Jalan Panyalai, Kampung Baru Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang itu menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi di Kota Padang, Sumatera Barat.
Afif tewas dengan kondisi penuh luka lebam di tubuhnya, dan luka yang mengeluarkan darah di kepala bagian belakang dekat telinga.
Ayah korban, Afrinaldi, menuturkan bahwa Afif sebenarnya anak yang sangat jarang keluar rumah, terutama saat malam apalagi hingga dini hari. Pada kejadian, itu kali perdana Afif untuk pulang larut karena ingin nobar sepak bola.
"Malam itu saya telepon jam 8 malam. Afif bilang lagi di kawasan Cengkeh. Jam 11 malam saya video call lagi, Afif sebut sedang di rumah teman. Mau nobar pertandingan sepak bola. Saya tanya jam berapa pulang, jam 2 dini hari katanya," kata Afrinaldi, Selasa, 25 Juni 2024.
Afrinaldi pun berpesan kepada anaknya untuk tidak usah pulang jika sampai larut malam. Karena ia khawatir anaknya dibegal.
"Saya bilang jangan pulang, nanti dibegal. Tidur saja di sana. Afif lalu WhatsApp, kalau malam sekali tidur di pos ronda saja. Saya bilang kunci stang sepeda motor. Saya tidak ada kepikiran akan tawur, karena tidak pernah terdengar anak saya ini ikut tawur," tegasnya.
Menurutnya, Afif biasanya lebih banyak di rumah. Sepulang sekolah, hanya di rumah lalu bermain handphone. Sesekali ia keluar hanya untuk bermain futsal.
Afif memang dikenal sangat hobi olahraga futsal. Bahkan di sekolahnya, ia ikut ekstrakurikuler sepak bola. Selain itu juga ikut sekolah sepak bola. "Hobinya olahraga. Anaknya baik, di sekolah rajin. Pergaulan di lingkungan rumah, seperti anak lainnya. Baik. Memang dia lebih suka di rumah," ujar Afrinaldi.
"Saya tidak yakin anak saya terlibat tawuran. Saya tidak pernah lihat anak saya nakal. Afif juga penakut orangnya," imbuhnya
Kematian Afif Janggal
Sementara kematian Afif Maulana masih menyisakan misteri, apalagi kematian bocah yang duduk di bangku SMP itu dikaitkan dengan penganiayaan oleh oknum aparat Kepolisian karena terlibat aksi tawuran pada Minggu dini hari tersebut.
Terkait kekerasan yang menimpa remaja tanggung ini, Polda Sumatera Barat (Sumbar) telah menegaskan bahwa kekerasan yang dialami Afif tidak pernah terjadi.
Polisi menyebut, Afif diduga melompat dari atas jembatan karena takut dari kejaran polisi yang berpatroli dini hari itu untuk mencegah aksi tawuran.
Afif merupakan buah hati dari pasangan Afrinaldi (36 tahun) dan Anggun Angriani (35). Keduanya sedang mencari keadilan atas penyebab kematian putra sulungnya tersebut.
Sebab, pihak keluarga sangat tidak percaya jika Afif terlibat tawuran. Begitupun klaim polisi bahwa penyebab tewasnya Afif hanya karena melompat dari atas jembatan penuh kejanggalan.
"Kami meminta polisi membuka kasus ini secara terbuka, jujur dan transparan. Kami harapkan keadilan, dan pelaku kekerasan dihukum," ujar Afrinaldi
"Kami tidak terima kronologi yang disampaikan pihak kepolisian. Karena banyak kejanggalan. Tidak masuk akal bagi kami kalau anak saya itu melompat dan anak saya ikut tawuran," sambungnya.
Afrinaldi mengungkapkan, dari keterangan rekan Afif yang memboncengi berinisial A, anggota polisi menendang sepeda motor yang dikendarainya hingga terjatuh.
"Kalau seandainya anak saya lompat, itu melompat sebelah kiri jembatan harusnya ditemukan di sebelah kiri jembatan. Ini ditemukan di kolong jembatan, di tengah," ujarnya.
Kemudian, apabila jatuh dari ketinggian jembatan tentunya terdapat tulang-tulang yang patah atau mungkin luka di kepala. Namun, kondisi itu tidak ada saat Afif ditemukan.
"Bercak darah tidak ada. Keterangan polisi bilang tulang rusuk yang patah. Polisi bilang penyebab kematian tulang rusuk patah, robek paru-paru," ungkapnya.
Laporan: Wahyudi Agus/tvOne Padang