Di Hadapan Parlemen-Pemerintah Brunei, Putu DPR Bicara Ketahanan Siber hingga Tranformasi Digital

Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Dengan posisi sebagai negara terbesar di Kawasan ASEAN, RI mesti bisa membangun ketahanan siber karena penting ke depan menjadi market dalam digital economy. Apalagi status RI sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia.

Nasdem Sebut Sikap PDIP soal PPN 12 Persen "Lempar Batu Sembunyi Tangan"

Demikian disampaikan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana saat pertemuan dengan Parlemen dan Pemerintah Brunei Darussalam di Bandar Seri Begawan, belum lama ini. Putu juga sempat didapuk sebagai pembicara dalam forum Tripartite yang diselenggarakan pemerintah Brunei terkait membangun ekonomi digital di kawasan ASEAN.

Dia bilang kawasan ASEAN saat ini tengah membangun digital economy yang sangat pesat. “Dan, bagaimana strategi untuk membangun ketahanan siber kita serta memberikan konstribusi kepada kesejahteraan yang komprehensif kepada seluruh masyarakat di kawasan Asean,” kata Putu dalam keterangannya, dikutip pada Minggu, 23 Juni 2024.

Prabowo Singgung Usulan Gus Dur Jadi Pahlawan, Begini Respons Yenny Wahid

Putu menyoroti posisi RI sebagai negara ASEAN dengan penduduk terbesar ke empat di dunia. Untuk di ASEAN, RI menempati posisi pertama. Maka itu, menurut dia, penting lantaran RI biasanya menjadi market dalam digital economy.

“Begitu diverse-nya dan berbedanya posisi bagaimana akses terhadap digital access di Indonesia, baik perhubungan dengan internet connection, atau literasi tentang digital," jelas legislator DPR asal Bali itu.

DPR Akan Kaji Usulan Pemilu Nasional dan Lokal tapi Tidak Sekarang

Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana (kanan).

Photo :
  • Istimewa

Pun, dia menuturkan persoalan yang dialami sebagian rakyat di Tanah Air seperti terhambatnya dalam koneksi internet. 

"Tapi, penggunaan internet, penggunaan sosial media, dan dalam posisi bagaimana digital transformasi ini berjalan di Indonesia secara mau tidak mau, mungkin terpaksa dan memang bisa hadir,” ujar Anggota Komisi VI DPR itu.

Lebih lanjut, dia menyampaikan di RI yang kira-kira 10 tahun lalu tak berpikir bagaimana UMKM, usaha mikro kecil menengah, atau Micro Small Medium Enterprises (MSME) itu bisa melakukan transformasi digital.

Dia menyebut dalam perkembangannya, para pelaku itu sudah bisa menggunakan melalui aplikasi platform Unicorn. 

"Itu baik menggunakan aplikasi Gojek, Tokopedia, aplikasi yang berhubungan dengan aplikasi platform digital lainnya, dan memang mereka sudah menerapkan itu dan transformasi terjadi,” ujar Anggota Komisi VI DPR itu.

Kemudian, Putu menyampaikan saat ini sudah ada mekanisme pembayaran digital yaitu QR atau QRIS yang berjalan di Tanah Air. Kata Putu, banyak negara lainnya mungkin belum soal pembayaran digital. Menurut dia, QRIS ini justru menguntungkan usaha mikro kecil menengah.

“Kita ingin memastikan bahwa Indonesia betul-betul berkomitmen di situ, dan transformasi digital adalah keniscayaan, mau tidak mau semua negara harus melakukan," tutur Putu.

Maka itu, Putu juga mendorong agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengakselerasi atau meng-upgrade semua konektivitas. Dengan demikian, masyarakat bisa menggunakan internet secara layak dan baik di berbagai tempat di Tanah Air.

"Memang penggunaan literasi yang hanya sifatnya digunakan internet atau sosial media untuk kepentingan pribadi. Lebih bisa berkomitmen untuk digunakan lebih hal-hal yang produktif, mungkin dalam bentuk usaha mikro kecil," kata Putu.

"Mereka bisa melakukan usaha di dalam menggunakan sosial media atau digital transformation, kita sampaikan sangat beruntung bahwa UMKM kita berada di depan dalam digital transformation,” ujarnya.

Putu juga menyampaikan sektor UMKM di RI jadi tulang punggung perekonomian nasional. Sebab, sektor UMKM berkontribusi terhadap 61% GDP daripada GDP Gross Domestic Product Indonesia.

“Jadi, begitu kuat tulang punggung perekonomian Indonesia di UMKM, perekonomian kita juga di UMKM dan kooperasi ini," sebutnya.

Adapun dalam forum pertemuan di Brunei itu bertajuk ‘Building a Vibrant Digital Economy in ASEAN: Strategies for Cyber Resilience and Shared Prosperity'. Forum itu dibuka langsung oleh H.E. Dato Seri Setia Dr. Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah selaku Minister at The Prime Minister's Office and Minister of Finance and Economy II.

Putu dalam kesempatan itu juga bersanding dengan pembicara lainnya seperti H. E. Paul Thoppil selaku Indo Pacific Trade Representative for Canada; Jerome Saniez selaku General Manager and Country Chair, TotalEnergies Brunei.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya