Penghulu Diminta Beri Edukasi Bahaya Judi Online ke Pasangan Calon Pengantin

Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kemenag, Anwar Saadi
Sumber :
  • Kemenag

JakartaPenghulu dan juga penyuluh, diminta untuk mengedukasi calon pengantin tentang bahaya judi online.  Kementerian Agama meminta materi tentang bahaya judi online ini juga menjadi materi bimbingan penyuluh agama kepad masyarakat.

KPI Akui Tak Punya Kewenangan Tindak Konten Judi Online di Media Sosial

Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kementerian Agama atau Kemenag, Anwar Saadi, mengatakan perlu instruksi khusus kepada penghulu dan penyuluh agama untuk seluruh Indonesia, untuk memasukkan materi bahaya judi online tersebut.

KUA telah memberi pembekalan Bimbingan Perkawinan pada calon pengantin. Salah satu materi umumnya adalah peran dan tanggung jawab suami dan istri, termasuk pembekalan menjaga keutuhan keluarga. Namun, karena kasus judi online ini materi spesifik, ke depan, materi ini juga akan menjadi materi penting dalam Bimbingan Perkawinan,” Jelas Anwar Saadi, dikutip Sabtu 22 Juni 2024.

PKB Desak Pemerintah Tetapkan Judi Online sebagai Kejahatan Luar Biasa

Jemaah binaan dari penghulu, jelas Anwar, juga akan diberikan materi tentang bahaya judi online tersebut. Materi ini diberikan, lanjut dia, sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap Satgas Judi Online yang dibentuk oleh pemerintah dalam menangani persoalan ini.

Judi online yang semakin marak ini, telah merusak lini kehidupan masyarakat. Bukan saja soal pelanggaran pidana tapi juga berakibat pelaku melakukan hal-hal negatif seperti depresi, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, hingga aksi bunuh diri.

Waspada Rayuan Maut Judi Online

“Banyak kasus perceraian karena dilatarbelakangi dampak perjudian. Keutuhan sebuah keluarga sangat diuji apabila ada anggota keluarga, terutama kepala keluarga melakukan aktivitas perjudian. Selain buang waktu, merusak ekonomi keluarga, hingga berakibat pengabaian dan semena-mena terhadap keluarga,” jelasnya.

Tidak ada nilai positif dari judi online, tegas Anwar. Kemenangan yang dijanjikan tetapi yang sering didapat adalah kekalahan. Bahkan bisa menimbulkan kemiskinan hingga budaya konsumtif. 

“Bukan tanpa dasar, dari data konsultasi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) serta KUA, banyak istri yang mengadukan suaminya terlibat judi online. Akibatnya, tidak sedikit istri harus menanggung akibat perbuatan suaminya tersebut, hingga berhutang bahkan menggunakan jasa pinjaman online untuk menutupi kekurangan biaya sehari-hari,” jelasnya.

“Hal lain yang penting diketahui masyarakat dalam tiga tahun terakhir ini, angka perkawinan terus menurun. Biasanya per tahun mencapai angka 2 juta peristiwa nikah, namun tahun 2023 ini turun 25 persen, hanya 1,5 juta peristiwa nikah," paparnya.

Menurutnya, masyarakat juga mulai menunda untuk menikah. Hal ini karena kondisi ekonomi. Muncul kekhawatiran dari mereka ketika nantinya membangun rumah tangga. Maka, hal ini harus dibimbing terutama oleh penghulu kepada pasangan pengantin yang akan menikah.

"Karenanya, kami meminta kepada seluruh penghulu hingga penyuluh untuk mengampanyekan dan memberikan bimbingan penguatan keluarga, serta perilaku yang bisa merugikan keluarga, seperti judi online ini,” jelas pria yang sempat menjadi Kepala KUA Teladan Nasional 2008 itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya