Cerita Asisten Ajudan Jokowi Kompol Syarif Punggungnya Pernah Jadi Alas untuk Tanda Tangan

Momen ketika Jokowi tanda tangan di punggung Kompol Syarif
Sumber :
  • YouTube SDM Polri Today

Jakarta – Dalam perjalanan kariernya yang mencapai 8 tahun sebagai salah satu asisten ajudan Presiden Joko Widodo, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah telah menjadi saksi dari berbagai peristiwa dan kebijakan yang membentuk pemerintahan dan kepemimpinan di Indonesia.

Kemenkeu Pastikan Semua Visi-Misi Prabowo Masuk di RAPBN 2025 Sesuai Instruksi Jokowi

Syarif bukan hanya sekadar seorang petugas keamanan di kompleks Istana, tetapi juga sosok yang memiliki peran strategis dalam memastikan kelancaran berbagai urusan administratif dan operasional yang menyangkut presiden.

Asisten Ajudan Jokowi Kompol Syarif

Photo :
  • YouTube SDM Polri Today
Jokowi Mau Perpanjang Restrukturisasi Kredit, Ekonom: Jangan Sampai, Bank yang Kasihan

Sebagai bagian dari tim yang dekat dengan kepemimpinan, asisten ajudan Jokowi itu juga terlibat dalam mencatat berbagai keluhan dan permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat kepada presiden. 

"Pak Jokowi melihat permasalahan yang ada sangat care dan perhatian," kata kompol Syarif dalam podcast SDM Polri Today.

Pekerja Tembakau Desak Pemerintah Tinjau Kembali RPP Kesehatan: Kami tak Pernah Dilibatkan

"Bahkan seseorang yang melapor ke beliau (Jokowi) kita catat permasalahannya apa," lanjutnya.

Syarif melanjutkan, permasalahan maupun keluhan warga tadi nantinya akan ditanyakan kepada Syarif ketika sedang di mobil maupun di kantor.

Uniknya lagi, Kompel Syarif pernah menawarkan punggungnya sebagai alas untuk Jokowi tanda tangan di salah satu poster dari warga.

“Bapak Jokowi mau tanda tangan, saya langsung instan saya membungkukkan punggung, pak di punggung saya saja pak,” bilang Syarif.

Akhirnya, sambung Syarif, Jokowi menaruh poster di punggung asisten ajudannya dan tanda tangan di atas punggung Syarif.

“Saya tidak tahu kalau foto dijepret dari Biro Pers Media  dan disebarkan dan ketika itu orang seperti membandingkan seperti zaman Pak Harto dan pak SBY,” lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya