KPK Jadi Lembaga Citra Paling Buruk, ICW Singgung Efek Korupsi Firli Bahuri

Ilustrasi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi lembaga yang paling buruk citranya dibandingkan dengan TNI dan Polri versi hasil survei Litbang Kompas. Indonesia Corruption Watch (ICW) buka suara soal citra buruk KPK yang baru saja dirilis.

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, hasil survei untuk KPK ini bukanlah hal yang mengejutkan. Ia menilai hal ini adalah rekam jejak kinerja KPK selama lima tahun terakhir.

"Melihat hasil survei litbang Kompas terbaru, posisi KPK dalam persepsi publik tentu bukan hal yang mengejutkan jika melihat rekam jejak kinerja KPK selama setidaknya lima tahun terakhir," ujar Diky kepada wartawan, Jumat 21 Juni 2024.

Gedung KPK (Foto Ilustrasi)

Photo :
  • KPK.go.id

Diky menjelaskan, KPK sampai dengan saat ini tidak pernah menjadi lembaga yang lebih baik dari kepolisian hingga DPR. Sebab, ia menyebutkan masih maraknya pemberantasan korupsi yang berkedok politisasi.

ICW pun meyakini bahwa penurunan citra publik kepada KPK bermuara pada disorientasi politik hukum pemerintah dengan memangkas kewenangan KPK melalui revisi UU.

Diky menyebut, masuknya sejumlah komisioner KPK yang bermasalah juga menjadi tolak ukur KPK selalu mendapatkan citra yang buruk.

"Dan memperlemah lembaga anti rasuah ini dengan memasukkan sejumlah komisioner yang bermasalah. Puncaknya adalah ketika Ketua KPK, Firli Bahuri, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi," tutur Diky.

Peristiwa itu, ICW bisa menilai KPK kini justru kembali mendapatkan citra yang buruk di hadapan publik. Atas hal ini, sudah sejatinya lembaga antirasuah bisa menjadikan kaca untuk era kepemimpinan selanjutnya.

"Keduanya terbukti secara konkrit telah menghilangkan legitimasi KPK sebagai center of excelent dalam pemberantasan korupsi," kata Diky.

"ICW mendorong agar Presiden Jokowi bertanggungjawab atas kerusakan yang dialami oleh KPK, dimana hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari campur tangannya sebagai kepala negara. Selain itu, ini juga perlu menjadi beban yang harus ditanggung oleh pemerintahan selanjutnya, dengan memprioritaskan agenda pemberantasan korupsi menjadi agenda priroitas yang harus segera dibenahi," imbuhnya.

Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei terkait lembaga negara seperti TNI, Polri, KPK, Kejaksaan dan DPR RI. Hasil survei menunjukan lembaga negara yang berkaitan dengan institusi keamanan meraih citra positif tertinggi ialah TNI, dengan persentasi sebesar 89,8 persen.

Sementara, responden yang menilai buruk sebesar 7,3 persen dan tidak tahu 2,9 persen.

Posisi TNI tak tergantikan sejak Juni 2022. Walau citra positif TNI sempat turun pada Desember 2023, namun, kembali naik pada Juni 2024.

Lembaga negara selanjutnya yang meraih citra positif ialah Polri dengan persentase 73,1 persen. Responden yang menjawab buruk 22,5 persen dan tidak tahu 4,4 persen.

Sementara, Kejaksaan mendapat 68,1 persen citra positif. Responden yang menilai buruk sebanyak 11,9 persen, dan 20 persennya tidak tahu.

Citra paling buruk dari lembaga negara berdasarkan hasil survei Litbang Kompas diduduki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga antirasuah itu mendapat penilaian baik sebesar 56,1 persen. 

Sementara, responden menilai 33,4 persen KPK merupakan lembaga yang paling buruk, sisanya 10,5 persen menjawab tidak tahu.

Seorang petugas sedang membersihkan logo Gedung KPK di Jakarta (foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Adapun survei ini dilakukan dengan metode wawancara telepon terhadap 1.200 responden dari 38 provinsi se-Indonesia. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian kurang lebih 2,83 persen.

Berikut daftar lengkap penilaian citra lembaga berdasarkan survei Litbang Kompas Juni 2024:

TNI

Baik: 89,8 persen

Buruk: 7,3 persen

Tidak Tahu: 2,9 persen

Polri

Baik: 73,1 persen

Buruk: 22,5 persen

Tidak Tahu: 4,4 persen

Dewan Perwakilan Daerah

Baik: 68,6 persen

Buruk: 15,7 persen

Tidak Tahu: 15,7 persen

Kejaksaan

Baik: 68,1 persen

Buruk: 11,9 persen

Tidak Tahu: 20 persen

Mahkamah Agung

Baik: 64,8 persen

Buruk: 16,5 persen

Tidak Tahu: 18,7 persen

Dewan Perwakilan Rakyat

Baik: 62,6 persen

Buruk: 28,5 persen

Tidak Tahu: 8,9 persen

Mahkamah Konstitusi

Hitung Cepat Indikator dan LSI Denny JA Pilkada Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin 58 Persen

Baik: 61,4 persen

Buruk: 19,3 persen

Ada Nama Harun Masiku di Daftar Pemilih Tetap pada Pilkada Jakarta

Tidak Tahu: 19,3 persen

Komisi Pemberantasan Korupsi

Yakin Menang Satu Putaran, Rano Karno: Survei Terakhir 49 Persen, Butuh 1 Persen Lagi

Baik: 56,1 persen

Buruk: 33,4 persen

Tidak Tahu: 10,5 persen

Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan di Gedung Dewas KPK

KPK Ungkap Barang yang Dikembalikan Menag Nasaruddin Umar ke KPK Diduga Gratifikasi

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar lewat Tenaga Ahli Kemenag RI telah mengembalikan sebuah barang yang diduga hasil gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024