Harapan dari Sepetak Jamban: Rumah Tangga dengan Sanitasi Buruk dampak Kemiskinan

Sejumlah prajurit TNI Kodim 1614/Dompu membangun kamar mandi dan jamban untuk warga tak mampu di Desa Madaprama, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, dalam kegiatan TMMD ke-120.
Sumber :
  • Kodim Dompu

Dompu - Kurniawati (30 tahun) tidak dapat menyembunyikan rasa gembiranya. Sudah dua hari ini hatinya sumringah, senyumnya selalu merekah. Dia betah duduk di kolong rumah panggungnya mengamati lima orang berbaju loreng yang sibuk membangun kamar mandi dan jamban di samping kiri rumahnya. 

Bakal Diresmikan Jokowi Agustus 2024, Luhut Geber Proyek Fasilitas Sampah Jadi Listrik di Jabar

“Akhirnya, bisa juga buang air tanpa harus ke sungai atau menumpang di rumah tetangga,“ katanya sambil tertawa ringan.

Kurniawati adalah satu dari 12 warga Desa Madaprama, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, penerima manfaat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120 di wilayah Kodim 1614/Dompu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Duduk Bersimpuh Di Bawah Jet Tempur Buatan Rusia, Lettu Fikri Berhasil Terbang Solo Sukhoi SU-30

Sejumlah prajurit TNI Kodim 1614/Dompu membangun kamar mandi dan jamban untuk wa

Photo :
  • Kodim Dompu

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima VIVA, kegiatan TMMD adalah sebagai wujud dari kemanunggalan TNI dan rakyat dalam bentuk operasi bhakti yang dilaksanakan bersama-sama seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah daerah. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Bawaslu Ingatkan Puluhan Kasus Pelanggaran Netralitas Kepala Desa dan ASN pada Pilkada 2020

Sejumlah masyarakat desa Madaprama tidak memiliki fasilitas sanitasi karena keterbatasan ekonomi. Selama sepuluh tahun tinggal di Dusun Doro Mpori, Kurniawati harus menumpang mandi cuci kakus di rumah tetangga. Ketika hamil anak bungsu, kebutuhan akan jamban makin terasa.

“Iyo, ta, kadang kasihan juga saya ni lihat istri sudah hamil besar mau buang air saja harus ke sungai, ada 300 meter ke bawah sana. Mau bagaimana, tidak ada uang [untuk membangun kamar mandi],” kata Heri (38 tahun), suami Kurniawati.

Bapak dua anak itu sudah membangun kamar mandi terbuka tanpa jamban terdiri atas dinding setinggi dada orang dewasa, yang terbuat dari terpal bekas mengelilingi pagar kayu. Tanpa pintu maupun atap. Istrinya hanya berani mandi saat malam hari sudah tiba, atau mandi di siang hari dengan menggunakan sarung yang menutupi dada. Jika terpaksa buang hajat di situ, maka seisi rumah akan diliputi bau pesing dari air kencing. Lalat pun berkerubung dan sering ditemukan telur lalat di dalam makanan yang hendak mereka santap. Gagal panen akibat kemarau panjang.

Sejumlah prajurit TNI Kodim 1614/Dompu membangun kamar mandi dan jamban untuk wa

Photo :
  • Kodim Dompu

Selama ini, Heri sekeluarga menumpang mandi di rumah tetangga hanya sekali dalam sehari. Jika datang musim kemarau dan air bersih makin terbatas, mereka mandi setiap dua-tiga hari atau mandi di sungai. Begitu pula tetangga-tetangganya yang tidak memiliki kamar mandi dan jamban sendiri.

Akibatnya, banyak anggota masyarakat Dusun Doro Mpori yang mengidap penyakit kulit seperti jamur kulit dan borok di kepala. Penyakit itu terutama banyak diderita oleh anak-anak.

Heri dan Kurniawati mengalami keterbatasan ekonomi karena sulit mencari kerja. Mata kiri Heri sudah memutih terkena katarak hingga hampir buta, dan tangan kirinya bengkok dengan tulang menonjol akibat pernah mengalami kecelakaan pada masa muda. Kurniawati tidak tamat SMP karena mereka menikah pada usia 15 tahun. Mereka tinggal di rumah panggung dari kayu, warisan dari orangtua Heri. 

Tidak ada akses langsung dari gang desa ke rumah Heri. Mereka harus masuk lewat pintu pagar rumah tetangga, melintasi pekarangan dan melalui jalan sempit di antara dinding dua rumah yang saling berimpitan.

Sehari-hari Heri mengolah ladang jagung. Ia tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) So Risu Ridi yang mengelola “lahan gunung” sekitar 2 km dari Dusun Doro Mpori. Akan tetapi, 68 hektare ladang tadah hujan yang dimanfaatkan oleh 32 KK itu mengalami gagal panen akibat kemarau panjang. 

“Jadi, bantuan kamar mandi dan jamban ini rezeki di tengah ujian,” kata Heri, sambil tersenyum lebar.

Sanitasi pengaruhi ketahanan wilayah

Komandan Kodim 1614/Dompu sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD  Letkol Kavaleri Riyan Virajati mengatakan bahwa TNI AD selalu berupaya menjawab persoalan riil di masyarakat. “Yang paling mendesak untuk dibantu di Desa Madaprama ini adalah masalah yang terkait dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan. Ini erat hubungannya dengan visi TNI akan ketahanan air, kesehatan masyarakat, dan pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Sejumlah prajurit TNI Kodim 1614/Dompu membangun kamar mandi dan jamban untuk wa

Photo :
  • Kodim Dompu

Menurut Riyan, persoalan keberadaan fasilitas sanitasi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, dan dalam jangka panjang bahkan dapat mempengaruhi ketahanan wilayah.

“Bantuan pembuatan kamar mandi dan jamban ini harapannya berdampak multiplier effect. Yang utama, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, agar mereka dapat lebih produktif dalam belajar dan bekerja sehingga dapat lebih sejahtera. Selain itu, juga dapat meningkatkan kelestarian lingkungan karena tidak ada lagi pencemaran sungai akibat masyarakat yang BAK dan BAB di sungai," kata Riyan.

Bantuan pembangunan 12 kamar mandi dan jamban ini adalah sebagian kecil dari sasaran kegiatan TMMD ke-120 di wilayah Kodim 1614/Dompu yang dikhususkan di Kecamatan Woja. Secara keseluruhan terdapat lima sasaran fisik termasuk pembukaan jalan dan pembangunan gorong-gorong sepanjang 1,8 kilometer dengan lebar jalan 5 meter di Desa Serakapi, pembangunan jembatan berukuran 3x3 meter di Dusun Doridungga, dan renovasi musala di Desa Madaprama. Selain itu terdapat juga sasaran nonfisik, di antaranya berupa penyuluhan gerakan anti-penyalahgunaan narkotika di SMAN 2 Dompu, penyuluhan kehutanan di Desa Serakapi, dan penananan 800 bibit Pohon Kemiri di Desa Mumbu.

TMMD ke-120 secara nasional dilaksanakan di 50 kabupaten/kota, 63 kecamatan, dan 66 desa di seluruh Indonesia. Kegiatan itu telah dimulai secara serentak pada 8 Mei 2024 dan akan berakhir pada 6 Juni 2024. 

Selain kegiatan pembangunan sarana prasarana yang dilaksanakan oleh personel Kodim 1614/Dompu, organisasi istri TNI AD yang dikenal sebagai Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVIII juga melakukan penyuluhan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) berupa cuci tangan menggunakan sabun setelah BAK dan BAB, pembagian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa telur rebus dan susu UHT, serta pembagian sabun mandi antiseptik dan sampo kepada anak-anak di Dusun Doro Mpori.

Sejumlah prajurit TNI Kodim 1614/Dompu membangun kamar mandi dan jamban untuk wa

Photo :
  • Kodim Dompu

Mandi tiga hari sekali

Tetangga Heri, Syamsiah (40 tahun), juga mengungkapkan kegembiraannya ketika dikabari oleh Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KKM) Desa Madaprama bahwa ia akan menerima bantuan TMMD berupa pembangunan kamar mandi dan jamban.

“Tiga hari ini saya cemas, karena di [Dusun] Doridungga sudah ada tujuh orang yang dibangun jamban, kok (di rumah) saya belum mulai [dibangun] juga. Sempat khawatir, jangan-jangan tidak jadi. Kata Babinsa, 'sabar, ya, kita ni kerja bergantian',” kata Syamsiah.

Sambil menggendong anak keempatnya yang masih berusia dua tahun, Syamsiah mengatakan bahwa ketika hamil besar dia hanya berani mandi setiap dua atau tiga hari sekali karena sudah tidak sanggup naik-turun ke sungai.

“Kalau pulang dari ladang sudah lepas magrib tu, kami juga baru berani mandi di sungai kalau beramai-ramai karena gelap,” ujarnya.

Meskipun akan memiliki kamar mandi dan jamban pribadi, Syamsiah mengatakan bahwa tidak memiliki sumber air tersendiri. “Nanti tarik selang dari rumah tetangga,” katanya.

Keterbatasan akses air bersih juga dirasakan oleh Fifi Sundari (29 tahun) yang tinggal di Dusun Doridungga sekitar 500 meter dari Dusun Doro Mpori. “Kami berbagi satu pompa untuk empat rumah, jadi harus tarik selang untuk kamar mandi ini nanti,” katanya.

Sama seperti Kurniawati dan Syamsiah, sebagai warga masyarakat dengan keterbatasan ekonomi, Fifi pun mendapatkan bantuan berupa pembuatan kamar mandi dan jamban. Suaminya Deden (30 tahun) adalah tenaga honorer yang sehari-hari bertugas di Dinas Perpustakaan Kabupaten Dompu. Deden menerima gaji hanya Rp300.000 per bulan.

Sebagai upaya memenuhi kebutuhan dapur, Deden dan Fifi juga mengolah lahan jagung seluas satu hektare milik orangtua Deden di Desa Tolokalo, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu. Lahan tadah hujan itu berjarak 30 kilometer dari tempat tinggal mereka. Akan tetapi, hasil panen tahun ini tidak menguntungkan bagi mereka.

“Mungkin ini sebabnya kami belum diberi anak bahkan setelah tiga tahun menikah, mungkin kasihan kalau lahirnya miskin,” kata Fifi sambil menunduk.

Kamar mandi Fifi sudah dibangun lebih awal. Pintu kamar mandi sudah terpasang, keempat dindingnya sudah dalam proses pengacian, segera menyusul pemasangan atap dari seng alumunium. “Setelah pembuatan bangunan kamar mandi selesai, baru ditanam jamban. Bersamaan dengan pembuatan septic tank,” kata Babinsa Madaprama Sertu Irfan.

Sertu Irfan sebagai Babinsa Desa Madaprama mengawasi sekitar 40 prajurit Koramil 1614-01/Dompu yang bergotong royong bersama masyarakat sekitar dalam melaksanakan kegiatan TMMD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya