Polisi Sebut Saka Tatal Cenderung Berbohong saat Diperiksa Kasus Vina Cirebon Tahun 2016
- dok Polri
Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Sandi Nugroho mengungkapkan, Saka Tatal tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, cenderung berbohong saat diperiksa pada 2016 silam.
Hal ini diketahui melalui keterangan Balai Pemasyarakatan (Bapas) yang kala itu mendampingi pemeriksaan Saka dalam kasus yang pembunuhan Vina dan Eky.
"Bahkan keterangan dari Bapas ini dari ahli, dibocorin dikit boleh ya, jadi keterangan dari Bapas bahwa Saka Tatal cenderung berbohong ketika memberikan keterangan berubah-ubah ini dari keterangan Bapas," ujar Sandi di Mabes Polri Rabu, 19 Juni 2024.
Sandi pun membantah berbagai isu yang menyebut Saka Tatal mendapat perlakuan intimidasi serta tidak didampingi keluarga saat pemeriksaan. Kepolisian juga menepis isu yang menyebut bahwa Saka diperiksa bukan oleh penyidik, melainkan ayah korban Eky, Iptu Rudiana.
"Ini diperiksa oleh penyidik Polresta Cirebon dibesarin atau foto diperlebar lagi bahwa Saka Tatal difoto diperiksa dalam keadaan baik-baik aja tidak ada intimidasi didampingi perempuan di depan adalah tantenya. Kemudian yang pakai jilbab adalah ibunya, kemudian yang belakang laki-laki ada dari Bapas," jelasnya.
Dia mengaskan, penyidik dipastikan selalu berhati-hati dan bekerja secara profesional dalam mengusut kasus ini. Polda Jawa Barat juga diyakini mengusut kasus dengan transparan melibatkan pengawas internal, eksternal dan Komnas HAM.
Sebelumnya, Saka mengatakan ia ditangkap pada 31 Agustus 2016 saat berusia 15 tahun. Di hari penangkapan, Saka mengaku diminta tolong untuk mengisi bensin sepeda motor pamannya bernama Eka Sandi. Eka merupakan salah satu pelaku yang ditetapkan polisi sebagai pembunuh Vina dan Eki.
“Jadi sebelum penangkapan saya diminta tolong paman saya buat isi bensin motor. Udah selesai isi bensin, saya kembalikan motor ke paman saya yang lagi nongkrong di SMPN 11 Kota Cirebon,” ujarnya melalui Facebook Kabar Warga Cirebon Senin, 20 Agustus 2024.
Saat mengembalikan motor, Saka terkejut pamannya dan sejumlah orang sedang diamankan polisi termasuk dirinya yang tidak mengetahui apa-apa.
“Motor saja belum saya kasih ke paman saya, tahu-tahu saya ditangkap. Terus saya dibawa ke Polres Cirebon Kota,” kata dia.
Sesampainya di kantor polisi, Saka mengaku dibawa ke salah satu ruang dan mendapatkan penganiayaan dari sejumlah oknum polisi. Dia juga dipaksa untuk mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina dan Eki. Padahal, kata Saka, ia sama sekali tidak kenal dengan dua korban tersebut.
"Sama korban juga saya enggak kenal, saya bingung dan takut saat itu. Karena saya dipaksa sampai dipukul, ditendang, disetrum disuruh ngaku,” imbuhnya.
Akibat tidak kuat menerima siksaan tersebut, ia pun terpaksa mengaku.