Pengamat Optimis Prabowo Mampu Majukan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Dok Kemhan
Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Nasional, Siti Chotijah mengaku optimis pertumbuhan ekonomi nasional ke depan meningkat di bawah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto salah satunya ditopang oleh sektor pariwisata.
Menurutnya, Prabowo memiliki keberpihakan terhadap pariwisata yang dapat mendongkrak ekonomi Indonesia tercermin dari kolom opini yang ditulis Prabowo di media asal Amerika Serikat (AS), Newsweek, berjudul 'The Road Ahead for Indonesia-One of the Fastest Growing Economies in Asia'.
"Kami yakin itu, karena kami punya destinasi yang sangat melimpah baik dari destinasi alam, destinasi budaya ataupun destinasi buatan. Lalu juga ditunjang dengan berbagai rute penerbangan yang saat ini juga terus berkembang. Jika ini diprioritaskan, maka perekonomian nasional bakal merangsek naik," kata Siti Chotijah di Jakarta, Rabu 19 Juni 2024.
Siti menambahkan Prabowo yang didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki kepedulian untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi pilar penopang ekonomi Indonesia ke depan.
"Jadi kita optimis sekali dengan pariwisata ini sebagai salah satu sektor yang memang nanti akan menjadi sokoguru dari perekonomian Indonesia," ucapnya.
Berdasarkan catatan yang dimiliki Siti, sektor pariwisata di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sumbangsih Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2023 sebesar 3,8 persen. Ia berharap di bawah kepemimpinan Prabowo -Gibran bisa mencapai 5 persen lebih.
"Melalui pariwisata, kami berharap bahwa pariwisata itu menjadi jawaban cara tercepat untuk meningkatkan perekonomian negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harapnya.
Siti Chotijah meyakini bahwa kebijakan-kebijakan pariwisata ke depan juga akan memberikan dampak yang signifikan seiring dengan bertumbuhnya devisa, jika dibandingkan dengan sektor lainnya.
"Sumbangsih yang positif kalau dibandingkan dengan unsur lain seperti tambang dan pertanian tentu belum bisa menyamai dengan unsur tersebut dan juga perdagangan," bebernya.
Bahkan Siti optimis bahwa pariwisata itu mampu memasuki lima penyumbang devisa terbesar di Indonesian, sebab sektor pariwisata turut menggerakkan banyak sektor lainnya.
Ia mencontohkan misalkan saja ketika orang berwisata, wisatawan juga butuh transportasi, baik transportasi udara, darat maupun laut, juga butuh akomodasi, makanan, oleh-oleh dan lainnya.
"Kalau kita lihat saja di pariwisata itu sebenarnya ada sekitar 13 juta di mana 13 juta itu belum termasuk ekonomi kreatif belum termasuk dari sektor UMKM dan kalau dijumlah mungkin lebih dari 30 juta orang Indonesia juga yang bergantung di sektor pariwisata," terangnya.
Dikatakan Siti, kalau melihat dari jumlah wisatawan sendiri, wisatawan mancanegara itu diperkirakan juga akan terus meningkat bahkan di tahun ini surplus 9,3 juta pasca pandemi di tahun 2023 kemarin.Â
Dan diharapkan dua sampai lima tahun ke depan Indonesia sudah mampu pulih seperti sebelum pandemi di mana capaian ada di angka 17 juta.Â
"Nah, untuk pertumbuhan wisatawan domestik sendiri, ini juga menjadi sangat tinggi karena memang pariwisata atau berwisata bukan lagi kebutuhan tersier tetapi kebutuhan primer lalu juga ditopang lagi dengan adanya pertumbuhan destinasi seperti destinasi keluarga, destinasi untuk weekend dan sebagainya. Dan itu sebetulnya sudah bisa dikatakan sebagai pariwisata dan kami sangat optimis untuk di sektor wisata ini juga mampu menopang ekonomi nasional," paparnya.
"Kalau masukan untuk membenahi pariwisata ke depan sebetulnya adalah kita harus kembali ke jati diri bahwa Indonesia itu sangat kaya akan budaya dan alam, di mana ini yang menjadikan kita ini layak untuk dikunjungi khususnya untuk wisatawan mancanegara. Lalu terkait dengan pengelolaan kelembagaan kemudahan izin ini juga tentu diperlukan," imbuhnya.
Prinsipnya, Siti menekankan konsep pengembangan, harus pariwisata bersifat nasionalis dan tetap memperhatikan kelestarian alam. Selain itu juga pembenahan terkait regulasi harga tiket agar terjangkau oleh masyarakat.
âArtinya mendorong bukan hanya wisatawan mancanegara tetapi wisatawan dalam negeri untuk lebih berwisata di Indonesia dan memberikan banyak kemudahan khususnya berbagai keluhan terkait dengan harga tiket. Ini juga harus menjadi perhatian," bebernya.
Siti sangat berharap bahwa konsep pariwisata Indonesia ke depan itu adalah konsep pariwisata yang juga tidak melupakan kualitas dan keberlanjutan. Pemerintah tidak bisa melupakan dua hal itu karena jangan sampai alam menjadi rusak, destinasi menjadi rusak.Â
"Dan harapannya itu akan menjadi tonggak untuk membuat program-program perencanaan di wisata. Jadi quality dan sustainability harus menjadi unsur-unsur utama," tukasnya.