Cerita Perjuangan WNI Haji Tanpa Antre di Korea Selatan, Ini Plus Minusnya
- Instagram/@biancakartika
VIVA – Menunaikan ibadah haji menjadi impian umat muslim di seluruh dunia sebagai bentuk menyempurnakan rukun Islam. Sayangnya, masyarakat tanah air harus sabar menunggu giliran. Melansir laman Kemenag, estimasi waktu tunggu haji reguler di Indonesia sekitar 11-47 tahun.
Lama masa tunggu tersebut tak lepas lantaran populasi muslim di Indonesia yang mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total penduduk. Bagi jemaah yang tak ingin menunggu lebih lama bisa memilih layanan haji ONH Plus atau haji Furoda. Tentu harganya jauh berbeda dari haji reguler.
Keberuntungan menghampiri hidup Bianca Kartika, seorang Youtuber yang tinggal di Korea Selatan. Bianca dan sang suami bisa haji tanpa antre. Meskipun bisa langsung berangkat, Bianca menjelaskan beberapa kelebihan lain serta kekurangan dari Korea Selatan.
Berikut plus dan minus haji tanpa antri di Korea Selatan
Kelebihan
Bisa Langsung Berangkat di Tahun Pendaftaran
Penerima beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) itu menuturkan ia mendapatkan kuota berangkat haji tanpa antri dengan keberangkatan dari Korea Selatan. Kondisi tersebut karena jumlah muslim yang sedikit. Sehingga kerap dimanfaatkan pendatang yang beragama muslim untuk mengisi kuota tersebut.
Bianca dan sang suami yang memang sudah tinggal di Korea untuk alasan melanjutkan pendidikan lalu bekerja. Hal itu sebagai salah satu syarat yang harus Bianca penuhi. Di mana pendaftar harus tinggal di negeri gingseng paling singkat enam bulan.
"Enam tahun lalu pertama kali tau dari @fathanpranaya (suaminya) kalo kesempatan berangkat Haji tanpa antri dari Korea itu terbuka lebar, sejak itu kita selalu bilang apapun yang terjadi kita harus bertahan di Korea minimal sampe numpang berangkat Haji," tulisan dalam unggahan Instagram @biancakartika.
Hanya Ada Satu Jenis Haji
Dalam unggahan video di akun TikTok-nya, Bianca memperlihatkan fasilitas yang didapatkan selama haji. Bianca mengungkapkan bahwa jenis haji reguler di Korea tidak sama dengan haji reguler di tanah air.
"Di Korea tidak ada istilah penyebutan haji reguler, ONH Plus, atau Furoda. Karena hanya ada satu jenis haji saja," ujarnya.
Harga Relatif Murah
Lebih lanjut, penggemar BTS itu menuturkan untuk tahun 2024 ada beberapa penyelenggara haji di Korea. Salah staunya adalah Korea Muslim Federation (KMF) yang menaungi rombongan Bianca pada musim haji tahun ini.
Menurut penjelasan Bianca, calon jemaah haji KMF diinstruksikan mendaftarkan diri secara mandiri melalui aplikasi Nusuk, yaitu aplikasi daftar haji langsung dari pemerintahan Arab Saudi. KMF juga merekomendasikan rombongan jemaah haji asal Korea Selatan untuk memilih tipe kamar Comfort
Sebenarnya, ada tiga jenis tipe kamar yang bisa dipilih selama di tanah suci, yaitu standar, Comfort, dan Luxury. Bianca dan suami pun memilih apa yang direkomendasikan penyelenggara dengan memilih paket Comfort. Ia mengeluarkan biaya sekitar 32 ribu Riyal atau Rp 140 juta per orang selama 22 hari.
Fasilitas setara Haji ONH Plus
Dalam video, Bianca memperlihatkan fasilitas di dalam tenda yang didapatkan dari Pemerintah Korea Selatan. Sekilas terlihat tenda haji yang nyaman dengan alas rumput sintetis lengkap dengan es krim, minuman dingin, hingga kursi. tenda tersebut juga terlihat nyaman, bersih dan rapi meski ditempati banyak orang.
"Jadi kalau aku lihat, standar haji regulernya Korea itu standar fasilitasnya mirip kaya ONH Plus ya," ujarnya
Kekurangan
Makanan Kurang Sesuai Lidah Masyarakat Indonesia
Selain membahas keuntungan, Bianca juga menyampaikan kekurangan jika berangkat haji dari Korea. Hal pertama adalah terkait makanan. Meskipun Bianca adalah WNI tetapi ia tidak mendapatkan makanan Indonesia. Hal itu karena jemaah haji Korea selatan bergabung dengan jamaah Eropa. Alhasil, ia mendapatkan makanan Turki atau Arab.
Terlihat dalam video bahwa Bianca sedang menyantap spaghetti dan nasi dengan bulir panjang khas Timur Tengah. Ia juga memperlihatkan unggahan video yang menunjukkan kentang (mess potato) sebagai menu hidangan selama di tanah suci.
"Ujian buat yang gak suka makanan Timur Tengah atau kambing-kambingan," kata Bianca.
Tidak Ada Bis untuk Mobilisasi Jemaah
Karena jemaah haji dari Korea Selatan jumlahnya sedikit sehingga tidak ada fasilitas bus untuk mobilisasi para jemaah selama di tanah suci. Tak seperti jemaah Indonesia yang mendapatkan bus bahkan sampai berjejer layaknya arak-arakan yang siap mengantarkan untuk berpindah-pindah selama menjalani ibadah di Mekkah-Madinah.
"Kita (jemaah haji dari Korea) gak ada bus yang kayak arak-arakan rombongan gitu. Jadi ke mana-mana jalan kaki," imbuhnya.
Bahkan ketika rangkaian puncak ibadah haji yang bertolak dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina (ARMUZNA) ia harus berjalan sampai 44.299 langkah. Sementara rombongan jemaah Indonesia mendapat perlakukan spesial, yakni dijemput menggunakan bis.
"Kalau aku yang lihat di sini, jemaah Indonesia sudah diprioritasin lho sama pemerintah Arab. Karena saat aku harus jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina dan semua jalu ditutup tapi bis Indonesia tuh bisa lewat,” kata Bianca.
Baginya, perjalanan haji selalu punya cerita. Setiap orang juga akan mendapat ujian yang berbeda-beda. Namun, baginya semua suka duka harus dijalani dengan ikhlas.
"Ikhlas aja lillahi ta'ala. Insyallah semuanya tuh akan dijalanin dengan nikmat," tutupnya dalam video.